JAKARTA, TAMBANG –  PT Timah Tbk bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menanam 3000 pohon mangrove di Pesisir Pantai Teluk Rubiah, Kelurahan Tanjung, Kabupaten Bangka Barat pada sabtu (12/2). Hal ini dilaksanakan demi mempercepat target pemerintah dalam mencapai net zero emission atau bebas emisi karbon pada tahun 2060.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM,  Ridwan Djamaluddin menyampaikan, perusahaan tambang wajib melakukan reklamasi pasca tambang sebagaimana dikontrol dalam regulasi. Lebih dari sekadar kewajiban, menurutnya reklamasi yakni tanggungjawab sosial yang harus dilaksanakan untuk keberlanjutan generasi mendatang dan untuk bumi yang lebih sehat.

Ia menganggap reklamasi yang dijalankan PT Timah Tbk dalam menanam mangrove sejalan dengan upaya penurunan emisi. Sebagaimana diketahui mangrove mampu menyimpan dan menyerap karbon monoksida.

“Mau tak maudekarbonisasi mesti menjadi upaya bersama terlebih sudah menjadi paradigma global. Ketika kita menanam mangrove bertahun-tahun akan tumbuh subur, ini bisa menambah oksigen bagi bumi sekaligus menyerap karbon monoksida menjadi upaya  untuk mengurangi emisi,” katanya dalam informasi tertulis, dikutip Senin (14/2).

Ia menjelaskan, penanaman mangrove yang dilaksanakan PT Timah Tbk tidak hanya sekali ini, bahkan dirinya pernah terlibat eksklusif dalam beberapa acara penanaman mangrove diantaranya di Pangkal Pinang dan di Belitung Timur.

Reklamasi yang diintegrasikan dengan acara net zero emission ini sejalan dengan roadmap kementerian ESDM. Diakuinya, kritik atas industri pertambangan yakni terkait pengelolaan lingkungan. Namun, menurutnya PT Timah Tbk sudah menjadi role model bagi perusahaan pertambangan timah lainnya dalam pengelolaan lingkungan.

Ia menyebutkan, PT Timah telah beroperasi ratusan  tahun kemudian, upaya pengelolaan yang dikerjakan juga sejak dulu.

“Kami menilai reklamasi yang dilakukan PT Timah Tbk telah cukup baik dan ini intensif dilakukan secara terus menerus di lahan bekas tambang. Saya percaya PT Timah korporasi besar tidak melewatkan tanggungjawab lingkungan pengelolaan lahan bekas tambang,” ujarnya.

Diakuinya, saat ini masih banyak perusahaan pertambangan yang belum melaksanakan reklamasi. Untuk itu, kementerian ESDM terus mendorong perusahaan untuk secepatnya melakukan reklamasi.

“Saya belum melihat banyak perusahaan serupa PT Timah Tbk melaksanakan reklamasi, saya percaya ini bukan tidak mau. Ini soal momentum, kami akan mendorong perusahaan pertambangan timah swast untuk melaksanakan yang serupa. Tidak boleh tidak, alasannya ini soal tanggungjawab lingkungan,” tegasnya.

Dirinya juga mengapresiasi PT Timah Tbk yang sudah melibatkan penduduk dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan. Baginya, selain menunjukkan dampak lingkungan tapi juga mempekerjakan ekonomi penduduk .

“PT Timah Tbk menerima bibit ini dari kalangan masyarakat. Sehingga ada program pelibatan masyarakat yang juga akan berpengaruh pada faktor ekonomi penduduk . Kita juga berharap masyarakat mempertahankan dan merawat apa yang telah ditanam ini,” sebutnya.

Bermitra dengan Masyarakat

Dalam pelaksanaannya, PT Timah menggandeng penduduk setempat dalam hal penyediaan bibit maupun proses penanaman pohon mangrove. Ketua Gabaungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tanjung Jaya, Hendrick Amin menyampaikan, kelompoknya bekerjasama dengan PT Timah Tbk untuk menawarkan bibit mangrove dan terlibat dalam penanaman. Selain mangrove, pihaknya juga menawarkan bibit pohon Ketapang, Perepat dan yang lain.

Menurutnya, dengan menyediakan mangrove untuk keperluan PT Timah Tbk sudah memperlihatkan lapangan pekerjaan baru bagi anggota golongan. Sehingga, hal ini memperlihatkan efek ekonomi pelengkap bagi masyarakat.

“Anggota kini ada 50 orang, untuk di pembibitan aktif ada 25 orang. Gapoktan mulai bekerjasama dengan PT Timah Tbk semenjak tahun 2017 silam. Sejak itulah kian banyak anggota sehingga ini juga memperlihatkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” ujaranya.

Menurutnya, dengan adanya pesanan bibit dari PT Timah Tbk telah memperlihatkan imbas ekonomi bagi mereka.

“Kami sekarang punya penghasilan suplemen dari pembibitan ini, alasannya niscaya dibeli sama PT Timah Tbk. Kami juga ikut dilibatkan dalam berbagai program pengelolaan lingkungan PT Timah Tbk mirip kemarin Proper Emas. Banyak sekali faedah kami rasakan sebab kami disokong PT Timah Tbk,” katanya.

Sementara itu, Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Alwin Albar mengatakan, penanamam mangrove ialah program rutin yang dilakukan perusahaan. Pada pekan ini saja PT Timah Tbk telah dua kali melaksanakan penanaman di Kota Pangkalpinang dan hari ini di Kabupaten Bangka Barat.

“Rabu kemudian PT Timah Tbk menanam 2000 batang Mangrove di Kota Pangkalpinang, dan hari ini 3000 batang. Ini program yang hendak berkala dilakukan PT Timah Tbk yang menjadi bab dari pengelolaan lingkungan perusahaan,” sebutnya.

Lebih jauh, Ia menyebutkan tanaman mangrove memiliki banyak faedah mirip penahan pengikisan, memberi nutrisi pada gugus karang. Selain itu, mangrove juga bisa menyerap karbon.

“PT Timah mempunyai acara pengelolaan lingkungan yang terintegrasi termasuk reklamasi. Sekarang juga PT Timah Tbk sedang menyusun roadmap untuk mendukung acara net zero emission,” katanya.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?