Jakarta, TAMBANG – PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), anak perusahaan MIND ID, PLN, Pertamina, dan ANTAM, mengumumkan bahwa Perusahaan sudah melaksanakan penandatanganan Framework Agreement bahu-membahu PT Aneka Tambang Tbk, PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi.
Pada hari yang serupa, Antam dan IBC juga menandatangani persetujuanserupa dengan LG Energy Solution (LGES). Perkiraan total nilai investasi dari kedua kawan ini meraih sebesar USD 15 Miliar atau setara dengan Rp 215 Triliun.
Direktur Utama ANTAM, Nico D Kanter mengatakan, perseoran mendukung langkah pemerintah untuk memasifkan industri baterai kendaraan listrik. Pengembangan EV baterai, kata beliau, mampu memajukan nilai tambah komoditas mineral.
“Penandatanganan framework agreement ini ialah langkah pertama untuk berbagi ekosistem EV Baterai di Indonesia. ANTAM mendukung inisiasi Pemerintah dalam pengembangan EV Baterai sebagai upaya untuk pengembangan hilirisasi industri battery yang terintegrasi dan mengembangkan nilai tambah komoditas mineral Indonesia ke arah yang lebih strategis” kata Nico, dikutip dari keterbukaan gosip, Selasa (19/4).
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho juga memberikan apresiasi atas tunjangan dari aneka macam pihak sehingga penandatanganan framework agreement ini dapat terealisasi dengan baik dan sukses.
“Kami mengucapkan terima kasih terhadap berbagai pihak yang telah mendukung proses perundingan dengan kedua mitra yang ialah pemain global di industri EV Baterai. Semoga inisiasi koordinasi ini bisa terus memperlihatkan bantuan terbaik bagi bangsa Indonesia” kata Toto.
Toto menyertakan, dengan adanya Industri Baterai Terintegrasi ini, diperlukan perseroan dapat mengakselerasi perkembangan ekosistem electric vehicle, membuka lapangan pekerjaan gres, mengembangkan TKDN, serta meningkatkan penggunaan baterai untuk keperluan yang lain.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan juga menyambut baik penandatanganan Framework Agreement ini. Menurutnya, program sinergi di bidang baterai kendaraan higienis tersebut sangat cocok untuk dikembangkan mengingat Indonesia merupakan negara penghasil nikel paling besar dunia.
“Ini ialah langkah penting bagi Indonesia untuk menjadi salah satu pemain industri baterai terbesar di dunia,” ujar Luhut.
Sementara, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia juga turut menyampaikan dukungannya. “Kami menantikan langkah selanjutnya dari para pihak pasca penandatanganan supaya dapat diimplementasikan secepatnya,” ungkap Bahlil.
Kegiatan kolaborasi dalam pengembangan proyek ini merupakan salah satu inisiatif paling strategis di lingkungan Kementerian BUMN dalam acara hilirisasi. “Pengembangan inisiatif ekosistem EV Battery memungkinkan Indonesia untuk masuk ke dalam global supply chain industri baterai yang sangat penting bagi masyarakat di seluruh dunia“ tutur Wamen BUMN I, Pahala Nugraha Mansury.
Pahala berharap, agar konsorsium pemegang saham IBC mampu juga terlibat dalam aktivitas untuk mempercepat realisasi kegiatan investasi pengembangan ekosistem baterai ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif memberikan bahwa pihaknya sangat menghargai dan mendukung kerjasama dalam pengembangan baterai kendaraan listrik antara IBC, ANTAM, CBL dan LGES selaku salah satu Inisiatif untuk menyanggupi akad Indonesia pada Perjanjian Paris dan COP 26 dalam meminimalkan gas rumah kaca menurut National Determined Contribution (NDC) sampai 29% pada tahun 2030.
Selain itu Kementerian ESDM juga menganggap inisiatif ini mampu mempercepat program elektrifikasi kendaraan listrik dengan harga yang lebih kompetitif.
Sebagai perwakilan pemegang saham ANTAM maupun IBC juga sebagai Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso memberikan apresiasi atas moment bersejarah terhadap hilirisasi mining di MIND.ID Group ini. Dia mengucapkan terima kasih terhadap berbagai pihak yang sudah bekerja keras mewujudkan kerjasama in.
“ANTAM, IBC dengan CBL maupun LGES dapat melanjutkan kolaborasi ke tingkat yang lebih implementatif dan membawa manfaat bagi seluruhnya,” imbuhnya.