Jakarta, TAMBANG – Pemerintah menargetkan acara Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga akan meraih 500 titik di tahun 2024.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, sejak tahun 2017 hingga tahun 2019, secara nasional dibangun 170 Penyalur BBM Satu Harga. Jika tahun 2017 telah terbangun 57 Penyalur, tahun 2018 lalu Pemerintah telah membangun 74 penyalur. Sementara untuk 2019, Pemerintah menargetkan 39 penyalur BBM Satu Harga akan beroperasi.
Jonan juga memastikan bahwa acara ini akan berlanjut hingga 2024 mendatang, dengan total sekitar 500 lembaga penyalur BBM Satu Harga akan beroperasi.
“Nanti kita expand (perluas) dengan total kurang lebih hingga 500, jadi tambah lagi kurang lebih 330. Satu hingga dua kecamatan bisa digabung mampu satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU),” kata Jonan dalam keterangan resminya, Senin (13/5).
Jonan menyertakan, tidak ada hambatan memiliki arti dalam melaksanakan program ini. Dukungan pemerintah kawasan menjadi kunci semoga kesejahteraan masyarakat mampu terwujud, mengenang selama ini masyarakat di wilayah teringgal, terdepan dan terluar (3T) berbelanja BBM dengan harga lebih mahal dibandingkan kawasan perkotaan.
“Tidak ada hambatan (lakukan program BBM Satu Harga). Kita kerjakan pemetaan, sepakat dengan pemerintah provinsi, kabupaten dan sebagainya, sudah kita bangun. Kendala paling utama yang saya minta kepada semua kepala daerah, khususnya bupati atau walikota, izin prinsip atau izin lokasinya harus dikasih. Jangan hingga kita membangun untuk kemakmuran penduduk yang lebih baik diperlambat,” tegas Jonan.
Sedangkan terkait pengawasan acara ini, Jonan berharap semoga masyarakat turut ikut serta. Jika menyaksikan penyalahgunaan pendistribusian BBM, masyarakat dapat melaporkannya ke pihak berwajib.
“Tidak boleh BBM subsidi solar itu dijual ke industri, sama sekali tidak boleh. Kalau ada, mesti diproses hukum. Pengawasan kita ada di BPH Migas, tetapi bila proses hukumnya ada di kepolisian,” tandas Jonan.
Senada dengan Jpnan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, Pertamina siap untuk melakukan Program BBM Satu Harga yang ditugaskan oleh Pemerintah.
“Kami siap menjalankan. BBM Satu Harga yang membedakan hanya biaya distribusi dan itu tidak terlalu besar dampaknya, sebab jumlahnya juga belum banyak. Volume penjualannya pun sangat kecil dibandingkan dengan total penjualan Pertamina di seluruh Indonesia,” ungkap Nicke.