Banyuwangi, TAMBANG – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menaikkan sasaran bikinan emas tahun ini, dari mulanya 180.000 – 200.000 ounce (oz) menjadi 200.000 – 220.000 oz. Peningkatan ini berkat didukung optimalisasi teknologi dan efisiensi biaya operasional.
Hingga kuartal III 2019, MDKA sukses mencatatkan produksi emas sebanyak 174.216 ounce (oz).
Corporate Secretary MDKA, Adi M. Soekri menerangkan, buatan utama emas perseroan berasal dari tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi yang diatur oleh anak perjuangan MDKA, ialah PT Bumi Suksesindo (BSI). Adapun tambang emas Pani di Gorontalo yang baru diakuisisi tahun 2018, masih dalam tahap eksplorasi dan belum berproduksi.
“Sejak mengawali eksplorasi 1 Desember 2016, BSI sukses membangun tata cara kerja yang maksimal dengan didukung teknologi yang membuat operasional tambang Banyuwangi kian efisien. Kenaikan target bikinan emas di tahun ini juga menjadi bukti bahwa acara tambang di Tujuh Bukit solid,” terperinci Adi saat menyampaikan paparan pada media gathering di lokasi tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Kamis (5/12).
Menurutnya, untuk memajukan produksi, BSI sedang melanjutkan proses eksplorasi sumberdaya porfiri tembaga dan emas pada Upper High Grade Zone (UHGZ). Sejak kuartal I 2018 kemudian, nilai investasi yang telah dihabiskan mencapai Rp 400 miliar.
“Komitmen kami yakni memperkuat cadangan untuk kesinambungan tambang ini dalam jangka panjang. Penguatan mendasar ini tentunya sungguh diperlukan untuk memastikan kinerja MDKA terus berkembang konkret,” tambah Adi.
Sebagai bagian dari tanggungjawab terhadap lingkungan, perusahaan secara konsisten melakukan program pengelolaan tambang secara ketat.
Untuk meminimalkan dampak lingkungan, proses buatan emas di tambang Tujuh Bukit memakai teknologi heap leach yang ramah lingkungan. Dalam metode tersebut, batuan yang mengandung mineral ditumpuk di tempat khusus, yang dibangun dengan alat plastik HDPE mirip wadah, berlapis tanah liat, dan dipasangi alat monitor untuk mempertahankan dan menentukan supaya cairan limbah tidak mencemari lingkungan.
Dengan sistem penambangan berteknologi heap leach, sianida yang digunakan untuk melarutkan mineral, dapat dipakai secara terus-menerus. Sianida ini ditempatkan di lokasi khusus dengan tata cara pengawasan yang ketat.
Perusahaan juga turut mengamati keadaan lingkungan di sekeliling kawasan operasional perusahaan, dengan melakukan acara berbasis empat pilar, ialah pemberdayaan ekonomi, pendidikan, layanan kesehatan, dan partisipasi dalam bidang infrastruktur.
“BSI juga sukses mempertahankan lingkungan kerja yang kondusif dan kondusif dengan meraih 17,3 juta jam kerja bebas dari cidera kerja berkat pelaksanaan metode operasional kerja yang ketat dan disiplin,” kata Adi.
Ekspansi Bisnis MDKA
Menurut Adi, MDKA akan terus mengoptimalkan aset-aset tambang yang dimiliki perseroan. Selain di Tujuh Bukit Banyuwangi, MDKA mengorganisir dan berbagi proyek tambang strategis di dua lokasi yang lain, ialah tambang tembaga Wetar di Pulau Wetar, Maluku, dan tambang emas Pani di Gorontalo.
Pada tahun ini, tambang tembaga Wetar ditargetkan memproduksi tembaga sebanyak 18.000 – 20.000 ton. Tambang Wetar terdiri dari Pit Lerokis dan Pit Kali Kuning dengan cadangan bijih sebesar 3,3 juta ton, dengan kadar tembaga 2,81% sebanyak 93.000 ton.
Selain itu juga terdapat cadangan sumber daya mineral sebesar 9,8 juta ton, dengan kadar tembaga 1,99% sebanyak 196.000 ton.
Adapun tambang emas Pani di Gorontalo, MDKA memiliki wilayah eksplorasi sekitar 100 hektare.
“Kami optimistis dengan aset tambang emas dan mineral yang dimiliki, MDKA akan makin menempatkan posisinya selaku perusahaan tambang ternama di dunia. Dukungan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi menjadikan value perusahaan juga akan terus bertambah,” kata Adi.
Untuk dimengerti, penjualan MDKA hingga September 2019 meraih 179.643 oz emas dan 262.189 oz perak. Jumlah ini setara dengan penjualan perusahaan sebesar US$ 251,95 juta dari proyek tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi. Adapun pemasaran dari proyek tembaga di Wetar pada waktu yang serupa meraih 12.804 ton tembaga senilai US$ 77,83 juta.