Jakarta,TAMBANG,- Sebuah konsorsiun beranggotakan beberapa perusahaan tambang raksasa telah terbentuk dipimpin oleh Global Maritime Forum. Beberapa perusahaan mirip BHP, Rio Tinto, Oldendorff Carriers dan Star Bulk Carriers Corp sudah menandatangani letter of intent dengan tujuan melaksanakan kajian pengembangan angkutan maritim bijih besi yang lebih ramah lingkungan khusus besi antara Australia dan Asia Timur yang disebut Green Coridor.

Green Coridor digambarkan sebagai rute pelayaran khusus di mana aspek ekonomi, infrastruktur, dan logistik yang mengusung semangat net zero emission. BHP dalam keterangannya menyebutkan bahwa untuk memobilisasi undangan terkait pengantaran ramah lingkungan dan membuat emisi nol persen atau setidaknya mendekati nol persen emisi, pemerintah dan pembuat keputusan industri terus berusaha mengaktifkan dan menyederhanakan peran dekarbonisasi sektor laut dengan membangun Koridor Hijau.

“Jalur net zero emission memerlukan penciptaan rantai nilai paralel yang melibatkan cara kerja baru, hubungan persetujuan baru, dan mendorong pengembangan produksi dan infrastruktur bahan bakar terdekarbonisasi. Kolaborasi green coridor bijih besi baru ini merupakan langkah penting untuk memungkinkan pengantaran net zero emission dari sisi penawaran dan permintaan, ”jelas CEO Forum Maritim Global Johannah Christensen.

Tahun kemudian, laporan Getting to Zero Coalition ‘The Next Wave’ menunjukkan bagaimana Koridor Hijau mampu disusun, dijadikan prioritas, dan dirancang studi kelayakan untuk rute bijih besi antara Australia dan Asia Timur. Studi tersebut menyarankan pemanfaatan amonia selaku bahan bakar untuk koridor ini. Ini sesuai dengan keadaan bikinan yang menguntungkan, lingkungan peraturan yang memungkinkan, dan pemangku kepentingan yang bersedia.

Mengambil studi lebih lanjut, para pihak dalam konsorsium berniat untuk bahu-membahu menghitung pasokan green amonia, penyimpanan dan mekanisme pertolongan penggagas pertama. Itu semua sebagai unsur dibutuhkan untuk partisipasi mereka dalam Koridor Hijau bijih besi Australia ke Asia Timur yang pantas.

“Keanggotaan BHP dalam konsorsium Koridor Hijau ini ialah bukti pentingnya kami menempatkan eksplorasi dan kemitraan yang ditargetkan dalam mengidentifikasi jalur menuju dekarbonisasi untuk sektor bahari. Sebagai salah satu penyewa massal terbesar di dunia, kami menyadari peluang ini dan sudah memberitahukan sejumlah kemitraan di seluruh rantai nilai kami untuk berusaha mempercepat prosesnya,” ungkap Wapres BHP untuk keunggulan rantai pasokan dan bahari Rashpal Bhatti.

Melalui keterlibatan di konsorsium dan dengan masukan dari rantai pasokan yang lebih luas, para kawan berniat untuk berbagi kerangka kerja sebagai langkah antisipasi menuju implementasi dunia nyata dari rantai nilai pengiriman bijih besi hijau.

Kepala operasi komersial Rio Tinto Laure Baratgin mengatakan bahwa sebagai penyewa ternama, Rio menyadari bahwa perusahaannya memiliki tugas penting untuk dimainkan dalam upaya dekarbonisasi di pelayarannya sendiri dan industri yang lebih luas.

“Kolaborasi ini merupakan langkah penting lainnya untuk mempercepat penyampaian janji iklim kami pada pengiriman, sebagai bagian dari tujuan Rio Tinto yang lebih luas yaitu emisi nol persen pada tahun 2050 dan penghematan 50% pada tahun 2030, dan mendukung upaya dalam menawarkan konsumen dan kawan kami dengan penyelesaian rantai nilai yang berkelanjutan,” pungkas Baratgin.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?