Jakarta,TAMBANG,-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif secara resmi membuka Indonesia Petroleum Association (IPA) ke-45 Convention and Exhibition secara virtual, Rabu (1/9). Di peluang itu, Menteri Arifin menekankan dua hal penting yang dikala ini berkembang di sektor energi. Di satu sisi negara masih membutuhkan minyak dan gas sehingga Pemerintah terus mendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas). Namun di segi lain, Pemerintah juga dipaksa untuk menyanggupi sasaran penurunan emisi karbon.
“Pemerintah sedang menuntaskan penyusunan Grand Strategi Energi Nasional dimana kedua hal yang menjadi jadwal penting yakni peningkatan buatan migas dan penurunan emisi karbon, harus dapat berjalan bersama,” ungkap Arifin yang kali ini mewikili Presiden RI Joko Widodo.
Arifin pun menekankan terhadap semua kontraktor perjanjian kolaborasi (KKKS) migas untuk mengembangkan eksplorasi blok migas demi mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta BOPD dan gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030. “Seluruh pelaku industri hulu migas biar dapat melaksanakan taktik-taktik yang mesti dijalankan secara extraordinary,” tegasnya.
Sebagai salah satu sektor kritikal, industri hulu migas masih ialah penggagas perekonomian nasional dan mendorong munculnya acara perekonomian lainnya. Di sisi lain, transisi energi tetap menjadi perhatian utama bagi Arifin. “Kebijakan energi dunia saat ini yakni menuju energi bersih dan terbarukan, yang secara sedikit demi sedikit akan menggantikan energi fosil. Untuk itu diharapkan upaya proses peralihan yang terukur dan dalam kurun transisi ini, peran migas masih strategis,” lanjut Arifin.
Ia menyampaikan penataan regulasi akan membantu perbaikan manajemen hulu migas yang pada akibatnya bisa memikat penanam modal masuk ke Indonesia. “Dengan sudah mempublikasikan UU Cipta Kerja dan membentuk Kementerian Investasi/BKPM, pemerintahan berupaya untuk mampu mengembangkan pesona investasi Indonesia sehingga diharapkan foreign direct investment mampu lebih banyak lagi masuk ke Indonesia,” jelasnya.
Sementara di Kementerian ESDM telah ditetapkan 4 langkah startegis demi meraih target tersebut. Pertama, menjaga level produksi lewat optimasi buatan pada lapangan eksisting dengan pelaksanaan manajemen yang bagus, acara kerja yang efektif dan efisien. transisi alih kelola Wilayah Kerja secara cepat dan efektif, serta reaktivasi lapangan yang tidak berproduksi.
Kedua, transformasi sumber daya menjadi produksi (Resource to Production), melalui pengawasan dan pengendalian kepada pelaksanaan planning pengembangan lapangan, percepatan monetisasi lapangan-lapangan yang belum dikembangkan dan pengembangan migas non konvesional.
Ketiga, percepatan pemroduksian tahap lebih lanjut baik secondary maupun tertiary recovery. Pemerintah mendorong K3S untuk menjalin kolaborasi strategis dengan pihak lain yang mempunyai kompetensi dan pengalaman dalam pengembangan dan penerapan EOR.
Dan terakhir, peningkatan dan percepatan eksplorasi. Pemerintah selalu mendorong peningkatan kegiatan akuisisi dan peningkatan mutu data migas secara terintegrasi, sehingga mampu menunjang acara eksplorasi dan investasi hulu migas.
“(Upaya) ini perlu dikerjakan guna merealisasikan kemandirian energi nasional sehingga target pengurangan impor minyak mentah dan sekaligus pengurangan emisi karbon dapat diraih,” pungkas Arifin.