Jakarta, TAMBANG – Kementerian ESDM memproyeksikan sampai lima tahun mendatang biaya investasi untuk mengejat sasaran pembangkit EBT mencapai USD 36,95 miliar.

 

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menyatakan, besaran ongkos investasi tersebut dimaksudkan selaku strategi memperluas pangsa pasar energi.

 

“Nilai investasi tersebut mampu membantu memajukan pangsa pasar energi di tahun 2025,” kata Agung dalam keterangan resmi, Kamis (5/12).

 

Lebih lanjut, Agung merinci nilai investasi tersebut berisikan PLT Panas Bumi sebesar USD 17,45 miliar, PLT Air atau Mikrohidro senilai USD 14,58 miliar, PLT Surya dan PLT Bayu senilai USD 1,69 miliar, PLT Sampah senilai USD1,6 miliar, PLT Bioenergi senilai USD 1,37 miliar dan PLT Hybird sebesar USD 0,26 miliar.

 

Jumlah detail investasi PLT EBT tersebut, imbuh Agung, diadaptasi berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019 – 2025.

 

“(RUPTL) ini mengacu pada asumsi perkembangan ekonomi sebesar 5,5 persen per tahun sampai 2020 dan 6,5 persen pada 2025,” lanjut Agung.

 

Menurut Agung, angka investasi ini secara tidak langsung memberi pengaruh pada peningkatan kapasitas bauran pembangkit EBT di Indonesia menjadi 24.074 Mega Watt (MW) di tahun 2025 dari 10.335 MW di tahun 2019.

 

Jika digambarkan perkembangannya selama lima tahun ke depan, kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 11.256 MW pada 2020, 12.887 pada 2021, 14.064 MW pada 2022 dan 2023 menjadi 15.184 MW dan 17.421 MW pada 2024.

 

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?