Jakarta, TAMBANG – Pemerintah lewat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Gatrik) Kementerian Energi dan sumber daya Mineral (ESDM) berkomitmen untuk terlibat dalam peningkatan terusan energi global yang berkelanjutan. Hal ini disampaikan Direktur Gatrik, Rida Mulyana ketika program G20 Webinar Series: Achieving Global Energy Acess Goals in the Decade of Action di Jakarta, Rabu (27/4).

“Pencapaian susukan energi universal memerlukan kerja ekstra dan kerja sama multi stakeholder, tergolong dengan memperhatikan info gender dan inklusivitas,” kata Rida, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (28/4).

Implementasi tiga prinsip utama dalam mencapai tujuan tersebut yakni pasokan listrik yang memadai, mutu pasokan listrik yang diterima, dan harga listrik yang terjangkau.

Menurut Rida, kanal energi di Indonesia salah satunya mampu direfleksikan dengan capaian rasio elektrifikasi (RE). Hingga tahun 2021, rasio elektrifikasi Indonesia telah mencapai 99,45 persen, sementara rasio desa berlistrik (RDB) sudah pada level 99,62 persen.

“Kami menargetkan penyediaan listrik di seluruh daerah Indonesia dengan capaian 100% RE di tamat 2022,” ungkap Rida.

Di samping rasio elektrifikasi, pemerintah juga telah memutuskan sasaran bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025. “Akhir 2021, porsi EBT sudah meraih 14 persen dalam bauran energi pembangkit listrik,” jelas Rida.

Komitmen Indonesia, sambung Rida, menuju transisi energi higienis diproyeksikan sepenuhnya dengan implementasi dekarbonisasi pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Beberapa kebijakan yang sudah diimplementasikan oleh pemerintah di antaranya tidak ada penambahan pembangkit listrik berbasis watu bara kecuali yang telah berkontrak atau sedang melaksanakan tahap kontruksi.

Selanjutnya, terdapat penambahan pembangkit listrik dari sumber berbasis EBT. “Kami tengah mempunyai suplemen 21 Giga Watt (GW) pembangkit listrik energi terbarukan komplemen di tahun 2030. Dari sasaran ini, kami sudah memiliki listrik 11,1 GW,” ungkap Rida.

Selain itu, Indonesia juga menerapkan kebijakan konversi pembangkit listrik berbahan bakar solar menjadi pembangkit EBT, mirip PLT Surya Fotovoltaik yang hendak memproduksi sekitar 1 GW energi yang lebih bersih.

Ada juga meningkatkan konektivitas jaringan untuk memobilisasi sumber EBT ke pusat-pusat ajakan (demand centers) dan mempercepat elektrifikasi melalui acara instalasi saluran listrik gres. “Kami sudah melistriki lebih dari 192 ribu rumah tangga berpenghasilan rendah yang ketika ini tidak memiliki kanal langsung ke listrik,” tegas Rida.

Melalui tebosoan kebijakan tersebut, Rida berharap menjadi langkah awal menuju kala depan energi Indonesia yang lebih berkelanjutan. “Saya berharap Indonesia dan negara-negara lain dapat mencar ilmu bareng dalam meraih terusan energi universal dan transisi energi yang higienis, adil, dan berkesinambungan,” pungkas Rida. (RW)

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?