Ditulis oleh : Edi Permadi, Direktur Utama PT J Resources Asia Pasifik, Tbk (PSAB)
Penyakit Novel Coronavirus 2019 (Covid 19) telah menjadi ujian yang berat bagi seluruh umat manusia di belahan dunia. Covid 19 menyebar luas ke aneka macam negara, tergolong Indonesia. Per hari Selasa tanggal 24 Maret 2020, tercatat 686 perkara Covid 19, dari jumlah tersebut 30 orang dinyatakan sembuh dan 55 orang meninggal dunia.
Tantangan ini sangatlah besar dan mengkhawatirkan semua orang, bukan cuma di Indonesia. Penyebaran virus ini terjadi dari orang ke orang dengan cukup agresif melalui droplets atau percikan ludah pada dikala bersin atau batuk. Droplets ini tersebar 1 hingga 2 meter, sehingga perlu adanya social distancing atau sekarang mengarah ke physical distancing, bahasa lugasnya jaga jarak atau tidak berdekatan antar orang.
Mekanisme jaga jarak kondusif ini kini bukan lagi ranah safety antar kendaraan, tetapi dengan penyebaran virus Covid 19 berlaku dan sangat efektif untuk antar orang dalam menghindari Covid 19.
Dalam konteks pertambangan di dunia, negara seperi Afrika Selatan melaksanakan lockdown termasuk operasi pertambangannya. Tantangannya bagi negara yang melakukan lockdown mempunyai arti operasi tambang berhenti total. Hanya aktifitas pemeliharaan furnace dan pemeliharaan lingkungan menjadi kegiatan utama.
Bagi perusahaan, meskipun berat untuk tetap menunjukkan gaji bagi karyawan serta memelihara furnace dan lingkungan, tetapi kalau daripada risiko terpaparnya Covid 19, maka menghentikan operasi menjadi pertimbangan tersendiri.
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan physical distancing sehingga kita masih tetap beroperasi dengan metodologi safety standard, yang disertakan komponen risiko dengan wabah Covid 19. Ada sekelumit pengaturan khusus untuk mengantisipasi penyebaran virus ini di operasi pertambangan sebab jelas karyawan dalam operasi pertambangan di beberapa titik niscaya berkumpul dan ini berisiko terjadi penyebaran virus.
Di awal, pada saat karyawan berangkat memakai bis, pengaturan antri bisnya diberi jarak, masuk ke bis dan di dalam bisnya jumlah penumpang harus dibatasi, mungkin hampir separuh dari kapasitas maksimumnya untuk diberikan jarak antar penumpang bis. Posisi duduk pun diatur sedemikian rupa agar jarak antar penumpang lebih dari 1 meter.
Pada ketika karyawan datang di lokasi kerja, turun dari bis harus diatur jarak antar karyawan, termasuk juga pada saat mengantri absen dan security checking. Pemeriksaan security perlu diubahsuaikan agar tidak ada kontak fisik. Diharuskan juga ada pemeriksaan suhu badan karyawan.
Bila karyawan temperaturnya diatas 37,3 derajat celcius atau batuk pilek serta radang tenggorokan, maka dianjurkan untuk cek lanjut ke dokter perusahaan. Bila ada indikasi mengarah ke Covid 19 maka perlu ada prosedur isolasi pribadi atau eksklusif ke tempat tinggal sakit bila mencemaskan.
Disediakan hand sanitizer atau sabun basuh tangan di setiap titik tertentu biar karyawan mampu menjangkau. Sangat direkomendasikan pada kondisi sekarang ini setiap karyawan memakai masker standar medis selama di dalam bis atau saat mengantri.
Safety meeting yang rutin dilaksanakan di hari-hari biasa, tetap harus berlangsung, tapi dengan menggunakan prosedur jaga jarak antar karyawan. Sangat dianjurkan ada jaga jarak antar peserta dikala rapat di ruangan. Video confrence sangat diusulkan bila memungkinkan. Hindari berkumpulnya karyawan di mading atau papan pengumuman, atau juga di kawasan makan atau rekreasi pada dikala sesudah bekerja.
Pemberian makan sebaiknya dikirim dalam kotak dibandingkan makan bersama di kantin atau mess. Juga perlu diberikan pengertian pada saat ibadah salat atau kebaktian. Salat jumat sebaiknya digantikan dengan salat dhuhur dalam kondisi kini ini dan semoga level penyebaran Covid ini mampu secepatnya menyusut sehingga bisa salat jumat kembali dan juga ibadah kebaktian bersama.
Dalam mess, dikesampingkan berkumpul atau wisata di daerah-kawasan lazim yang disediakan mirip sedia periode. Pembersihan dan penyemprotan disinfektan di kamar mess, kantor dan semua akomodasi karyawan secara menyeluruh, termasuk mengelap gagang pintu, keran, toilet, stir kendaraan, kursi, saklar lampu dan semua area yang sering disentuh dengan tangan. Kebersihan eksklusif menjadi keharusan kita semua untuk saling mengingatkan terutama para supervisor selain living by example.
Pemantaun suhu badan harus dikerjakan setiap shift awal dan sesudah shift supaya antisipasi shift selanjutnya. Disarankan sering mencuci tangan dengan sabun atau dengan hand sanitizer, dan memakai masker.
Semua ini merupakan mindset hygiene gres untuk persiapan Covid 19, mindset ini mesti terus dilakukan menjadi behavior, dan behavior ini mesti dibiasakan menjadi habit yang berpengaruh untuk menjaga kesehatan. Karakter demikian dapat menjaga semua operasi berjalan tanpa gangguan dan sehat.
Kerjasama semua karyawan, administrasi dan serikat pekerja sungguh diperlukan untuk melawan Covid. Walaupun mungkin dengan Covid 19 ini mampu menggeser value atau civilization kita sebagai makhluk sosial yang dibatasi jarak kondusif akhir penyebaran Virus covid 19 ini.