Jakarta,TAMBANG,- PT Pertamina Hulu Energi selaku Subholding Upstream Pertamina terus berupaya memajukan cadangan dan sumber daya migas gres. Ini dikerjakan dengan melaksanakan eksplorasi secara masif dan agresif. Hal ini disampaikan Direktur Eksplorasi Subholding Upstream Pertamina, Medy Kurniawan.

Medy menyebutkan ada tiga strategi utama selaku inisiatif dalam eksplorasi dari Subholding yang menaungi daerah kerja hulu di Indonesia dan luar negeri gencar.

“Tiga strategi Utama tersebut antara lain berbentukaset WK eksisting dimana kontribusi eksplorasi diperlukan dalam mempertahankan dan memajukan buatan migas eksisting. Selanjutnya strategi New Ventures dimana Subholding Upstream Pertamina mencari potensi eksplorasi yang baru. Terakhir, strategi partnership untuk sharing risk & cost serta technology & knowledge transfer melalui akselerasi proses koordinasi dan joint bidding domestic serta mancanegara,’’ ungkap Medy pada Senin, (25/04).

Dijelaskan lagi eksplorasi di aset WK eksisting secara masif dan bernafsu bermaksud memperoleh sumber daya baru sebagai upaya mempertahankan dan memajukan bikinan migas eksisting. Sementara untuk New Ventures dilaksanakan di daerah terbuka (KPJM) dengan tujuan untuk mendapatkan kawasan kerja gres sekaligus mencari potensi giant discovery. Di Indonesia inovasi peluangyang masuk kategory giant discovery terjadi pada tahun 2009 ketika mendapatkan lapangan Banyu Urip. Saat ini berdasarkan Medy kesempatanuntuk memperoleh lapangan dengan cadangan dan sumber daya besar kian susah.

Sementara taktik Partnership dengan NOC/IOC dijalankan mengingat tantangan untuk mendapatkan cadangan baru makin sulit dan ongkosnya pun kian besar. Oleh kesudahannya strategi kemitraan menjadi pilihan selaku bentuk mengembangkan risiko dan biaya serta teknologi. Inisiasi partnership difokuskan pada Area of Interest hasil dari KKPJM sementara ini yang telah didapatkan tujuh area dari aktivitas 2D seismik sepanjang 32.215 km dan 5 regional studi G&G meliputi dari 123 cekungan yang tersebar di Indonesia.

Eksplorasi masif dan bernafsu ditunjukan dengan capaian hingga Maret 2022 ini dimana Subholding Upstream Pertamina sudah menuntaskan pemboran sebanyak dua sumur yakni Sungai Gelam Timur-1 (SGET-1) dan Manpatu-1X yang sukses menemukan sumber migas. Kemudian sedang melaksanakan pemboran pada beberapa sumur ialah Camelia-001, Sungai Rotan-1, BDA-2X, Wiela-001 di kawasan Sumatra dan Phoenix-1 di wilayah Kalimantan. Ditargetkan sepanjang 2022 akan dilaksanakan pemboran sumur eksplorasi sebanyak 29 sumur.

Dalam melakukan aktivitas eksplorasi, Subholding Upstream menerapkan beberapa teknologi terkini, antara lain 2D Seismic Broadband dengan panjang lintasan lebih dari 30.000 km yang ialah Survei Seismic Offshore terpanjang di Asia Pacific selama 10 tahun terakhir, 2D Vibroseis Acquisition di Subvulkanik Jawa, Pseudo 3D Seismic Reprocessing, dan survey eFTG-FTG atau Full Tensor Gradiometry. Teknologi eFTG (enhanced) ini gres pertama kali dipakai di Indonesia dan dilaksanakan di wilayah Papua, tepatnya di Kepala Burung, dan survey FTG dilaksanakan di Akimeugah.

‘’Selain taktik new venture dan partnership di daerah terbuka, penerapan teknologi sempurna guna diharapkan dengan tujuan untuk meminimalkan subsurface uncertainty sehingga target mampu tercapai,’’ pungkas Medy.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?