Jakarta,TAMBANG,- PT Pertamina (Persero) di tahun 2020 telah melakukan berbagai upaya menghadapi tantangan dampak pandemi yang mensugesti penurunan seruan BBM, harga minyak dunia, serta nilai tukar Rupiah. Di situasi susah, Pertamina juga berhasil melaksanakan penugasan pemerintah serta berhasil menjaga kinerja keuangan nyata di tahun 2020. Hal ini tidak terlepas dari upaya Pertamina dalam mengimplementasikan transformasi, efisiensi dan akuntabilitas secara konsisten.

“Banyak sekali yang sudah dilaksanakan dan akan terus dilanjutkan Pertamina untuk menyesuaikan diri dengan keadaan terkini. Dengan fundamental yang baik, memasuki 2021 Pertamina eksklusif mengakselerasi kinerja operasional untuk mencapai target kemajuan tinggi, lebih dari 20%,” ungkap Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto.

Untuk merealisasikan sasaran tersebut, Pertamina menetapkan anggaran belanja modal perusahaan (Capital Expenditure/Capex) sampai USD 10,7 miliar pada tahun 2021. Ini berarti dua kali lipat dari prognosa realisasi Capex tahun lalu senilai USD 4,7 miliar.

Agus menjelaskan, dari total USD 10,7 miliar, 46% bab tersebut akan didedikasikan untuk aktivitas hulu migas sebagai upaya memutuskan kenaikan buatan serta cadangan migas  sehingga dapat berefek pada penurunan impor minyak mentah nasional.  Kemudian 36% lainnya akan dialokasikan untuk melanjutkan pengembangan kilang & petrokimia. Dan 18% akan diserap untuk acara bisnis lainnya, tergolong melanjutkan pengembangan energi baru dan terbarukan.

“Anggaran tersebut memperlihatkan optimisme Pertamina  yang tinggi untuk tetap berkembang dan berdiri di tengah pandemi Covid-19 dengan melanjutkan proyek atau pengembangan bisnis yang sudah jalan semenjak tahun sebelumnya dan pada saat berbarengan, membuat acara inisiatif gres,” lanjut Agus.

Menurut Agus, dengan Capex tersebut ditentukan rencana kerja operasional di 2021 pun mampu berjalan dengan baik, diantaranya untuk mencapai sasaran bikinan migas dari lapangan Pertamina di dalam maupun luar negeri. Di samping itu, penambahan cadangan Migas pun ditargetkan mencapai 696 MMBOE atau hampir empat kali lipat dari target penambahan cadangan tahun kemudian. 

Dalam rangka mencari cadangan migas memiliki potensi, tahun kemudian Pertamina sudah menuntaskan marine survey seismik 2D lebih dari 31 ribu km yang ialah survey seismik terpanjang se-Asia Australia dalam 10 tahun terakhir.

“Kami akan terus melanjutkan aktivitas survei seismik yang kasar untuk mendapatkan potensi tambahan cadangan migas baru sehingga nantinya mengembangkan rasio cadangan migas terhadap bikinan (Reserve to Production Ratio),” tambahnya.

Dalam rangka pemenuhan energi nasional, Pertamina terus menggenjot kegiatan pengolahan, khususnya bikinan BBM yang lebih berkualitas dan lebih ramah lingkungan. Kilang langit biru yang telah beroperasi lebih dari satu tahun telah terbukti mampu memajukan produksi BBM jenis Pertamax sehingga menurunkan impor mencapai USD 700 juta per tahun. Karenanya Pertamina konsisten meneruskan pembangunan kilang melalui proyek RDMP dan GRR, serta pararel menyelesaikan pembangunan green refinery dan industri petrokimia di beberapa kilang.  

“Di sektor hilir, Pertamina menargetkan volume pemasaran BBM naik 12% dari tahun lalu. Disamping konsentrasi pada penunjukkanBBM 1 Harga di 76 titik tempat 3T, eksistensi  Pertashop di 10.000 lokasi dan Outlet LPG di 66.691 desa/kelurahan juga akan dipastikan terealisasi di tahun ini. Semua dalam rangka memastikan energi tersalurkan sampai ke pelosok negeri,” tegas Agus.

Sedangkan untuk distribusi gas ditargetkan meraih 392 ribu BBTU dan transmisi gas sebesar 502 BSCF lewat pembangunan jaringan pipa gas, tergolong infrastruktur jargas 500 ribu sambungan rumah tangga.

Untuk pengembangan clean energy menuju transisi energi era depan, pada tahun 2021 Pertamina menargetkan bikinan listrik sebesar 4,5 ribu GwH lewat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg). Pertamina juga melanjutkan tugas dalam ekosistem baterai Electric Vehicle  serta pengembangan DME.

“Meskipun tahun 2021 masih terdapat tantangan berat dari imbas pandemi, namun dengan Capex tersebut, selain  memutuskan proyek strategis nasional selesai sempurna waktu, Pertamina juga dapat mendukung penggunaan TKDN, peresapan tenaga kerja dan sektor yang lain yang pada alhasil turut menggerakkan roda perekonomian di Indonesia,” pungkas Agus

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?