Jakarta, TAMBANG – Dian Swastatika Sentosa, perseroan di bawah naungan Sinarmas Group, melalui anak perusahaannya, Stanmore Resources Limited meneken perjanjian akuisisi 80 persen saham tambang BHP Minerals di Australia. Perjanjian jual beli tersebut dilakukan lewat BHP Mitsui Coal Pty Ltd (BMC).

Stanmore Resources Limited  (stanmore) merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Australia dan merupakan entitas anak tidak eksklusif Perseroan.

“Stanmore menandatangani persetujuanjual beli dengan BHP Minerals Pty Ltd (BHP) sehubungan dengan rencana perolehan 80 persen kepentingan ekonomi yang dimiliki BHP pada BHP Mitsui Coal Pty Ltd (BMC) lewat akuisisi seluruh saham Dampier Coal (Qld) Pty Ltd (Dampier Coal), oleh Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC) yang merupakan entitas anak Stanmore,” Kata sekretaris dian swastatika, Susan Chandra lewat keterbukaan informasi, pada hari ini, Senin (8/11).

BMC mempunyai tambang aset batu bara metalurgi yang terletak di Queensland, Australia. Terdiri dari South Walker Creek dan tambang Poitrel, dengan total bikinan kerikil bara metalurgi sekitar 10 juta ton per tahun dan total cadangan sebanyak 171 juta ton, serta proyek kerikil bara Wards Well yang belum dikembangkan.

“Perseroan berharap dengan terealisasinya rencana transaksi ini, Perseroan melalui entitas anak, akan memperkuat posisinya selaku salah satu pelaku bisnis dalam perjuangan batu bara metalurgi di daerah Asia dan Oseania yang selanjutnya mampu menunjukkan dampak aktual bagi para pemegang saham,” pungkas Susan.

Total harga yang mesti dikeluarkan Stanmore dalam transaksi ini senilai USD 1,35 miliar atau setara Rp 19,17 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/USD).

Adapun proses pembayaran akan dilaksanakan menurut tiga tahap, pertama sebesar USD 1,1 miliar dengan jatuh tempo dikala solusi planning transaksi. Kedua sebesar USD 100 juta dengan jatuh tempo enam bulan sesudah penyelesaian planning transaksi.

Tahapan ketiga, maksimum sampai USD 150 juta menurut mekanisme bagi hasil atas pemasukan kalau harga jual rata-rata berada di atas ambang tertentu selama masa dua tahun, jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sehabis simpulan abad pengujian (diperkirakan tahun 2024) .

“Lebih lanjut, solusi planning transaksi diperkirakan akan terlaksana pada pertengahan tahun 2022, yang mana penyelesaiannya masih tunduk pada pemenuhan syarat-syarat pendahuluan,” kata Susan.

Rencana transaksi ini sudah diumumkan oleh Golden Energy and Resources Limited (GEAR) pada situs web bursa efek Singapura dan juga sudah dipublikasikan oleh Stanmore pada website bursa imbas Australia. Hal ini mengingat bahwa GEAR ialah perusahaan publik di Singapura dan Stanmore yakni perusahaan publik di Australia.

Susan berharap dengan penguasaan saham yang cukup besar, perusahaan mampu lebih leluasa dalam menguatkan posisinya selaku usahawan watu bara metalurgi di kancah internasional.

“Perseroan berharap bahwa dengan terealisasinya Rencana Transaksi ini, Perseroan, melalui entitas anak, akan memperkuat posisinya selaku salah satu pelaku bisnis dalam perjuangan watu bara metalurgi di kawasan Asia dan Oseania yang selanjutnya mampu menunjukkan pengaruh konkret bagi para pemegang saham,” pungkasnya.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?