Jakarta, TAMBANG – PT Ceria Nugraha Indotama mendapatkan letter of interest terkait pendanaan pembangunan kemudahan pemurnian nikel. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin.
Perusahaan nikel yang beroperasi di Kolaka, Sulawesi Tenggara itu akan membangun smelter berjenis pirometalurgi sekaligus hidromertalurgi, ialah rotary kiln electric furnace (RKEF) dan high pressure acid leaching (HPAL).
“Ceria Nugraha sudah sukses menerima letter of interest pendanaan, antara lain untuk proses RKEF akan didanai oleh bank dalam negeri, dan untuk proses HPAL didanai melalui sindikasi bank aneh dan Export Credit dari ECA Finnvera asal Finlandia,” ungkap Ridwan dikutip dari susukan resmi dewan perwakilan rakyat RI ketika rapat di dewan legislatif, Kamis (11/11).
Lebih lanjut, pembangunan smelter tersebut memakai denah pembiayaan proyek atau full project financing dengan melibatkan sejumlah konsultan, baik di bidang keuangan atau teknis yang lain yang diminta oleh pihak financer.
Lebih lanjut, kata Ridwan, pihaknya juga berhasil mengidentifikasi sejumlah bank lain yang memiliki potensi dan berminat untuk terlibat dalam proyek smelter di Indonesia
“Antara lain Bank of China dan Japan Bank of International Corporation,” paparnya.
Tak hanya Ceria Nugraha, setidaknya ada lima perusahaan smelter yang menyatakan berminat untuk menjadi pelaksana proyek dari perbankan yang bersedia menunjukkan pendanaan tersebut, ialah PT Macika Mineral Industri, PT Mahkota Konaweha, PT Bintang Smelter Indonesia, dan PT Dinamika Sejahtera Mandiri.