Jakarta,TAMBANG,-Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama kembali mendatangi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Kedatangannya kali ini untuk memantau kemajuan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan pasca alih kelola, terutama di bidang digitalisasi. Selain mempunyai tugas strategis dalam pemenuhan keperluan energi nasional, WK Rokan yang berlokasi di Riau itu menjadi lokomotif pengembangan penerapan digitalisasi di daerah kerja Subholding Upstream Pertamina lainnya.
”Kami dari Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero) sungguh mengapresiasi pengembangan digitalisasi di WK Rokan. Pengarahan-pengarahan yang kami sampaikan dalam kunjungan sebelumnya pada Desember tahun kemudian berhasil diwujudkan dengan baik, bahkan melebihi dari apa yang dibutuhkan,” ungkap Basuki ketika memperlihatkan arahan di Kantor Utama PHR WK Rokan di Rumbai, Pekanbaru, pada Senin (9/5).
Mantan Gubernur DKI ini memin ta acara digitalisasi dapat menghasilkan inspirasi-ide baru untuk mendorong optimalisasi biaya melalui keputusan bisnis yang didasarkan pada kekuatan data.
Untuk dimengerti, kedatangan Dewan Komisaris (Dekom) PT Pertamina (Persero) disambut pribadi oleh Dirut PHR, Jaffee A. Suardin, beserta jajaran manajemen WK Rokan. Pada kunjungan kerja kali ini, rombongan Dekom meninjau Ruang Kendali Operasi (war room) di Rumbai dan lokasi rig pengeboran di Minas, serta melakukan diskusi dengan para pekerja, termasuk para pekerja milenial.
Dirut PHR menerangkan bahwa acara digitalisasi sungguh menunjang rencana kerja WK Rokan yang masif dan garang. Dengan kehadiran akomodasi war room, misalnya, administrasi PHR WK Rokan mampu mengawasi kinerja operasi di lapangan detik demi detik, sehingga keputusan penting mampu segara diambil kalau ada hambatan di lapangan. Fasilitas war room ini diresmikan pasca alih kelola dari operator sebelumnya.
Selain kemudahan war room, WK Rokan sudah mengembangkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk memajukan keamanan kerja di lapangan serta merancang aplikasi untuk pengaturan aktivitas pengembangan dan pengeboran sumur secara terpadu. Subholding Upstream Pertamina juga memperlihatkan amanah kepada WK Rokan untuk terus menolong pengembangan digitalisasi di WK lainnya. Setelah berhasil dengan replikasi IODSC (Integrated Optimization & Decision Support Centre) dengan pendekatan konsep “Software as a Service” (SaaS) di Jambi Merang dan Prabumulih simpulan tahun kemudian, pada tahun ini akan dikembangkan ke delapan WK lainnya di lingkungan Subholding Upstream Pertamina.
Perluasan digitalisasi tersebut ialah wujud upaya Pertamina untuk memaksimalkan proses bisnis dengan teknologi digital yang tepat guna (fit-for purpose), memperkuat inovasi bisnis dan membangun kerja sama guna merealisasikan operasi yang efisien.
Perluasan digitalisasi dilaksanakan dengan pendekatan rancangan SaaS dimana IODSC WK Rokan bertindak sebagai hub atau sentra aktivitas dalam mendapatkan dan mengolah data kinerja perlengkapan dan data sumur buatan yang diantarkan oleh WK lainnya. Metode SaaS ini dinilai paling efisien dan efektif baik dari sisi biaya dan waktu dengan mengoptimalkan kemudahan dan kesuksesan digitalisasi yang sudah ada.
“Penciptaan nilai (value creation) dari acara digitalisasi dibutuhkan dapat menurunkan potensi kehilangan buatan minyak/ LPO dan memaksimalkan keandalan akomodasi produksi seoptimal mungkin. Operasi yang efisien akan menunjukkan kontribusi optimal dalam upaya pencapaian sasaran,” terang Jaffee.
Kolaborasi di antara WK Subholding Upstream Pertamina dibutuhkan dapat memperkuat standarisasi dan optimalisasi penerapan teknologi digital untuk mendukung pencapaian visi menjadi perusahaan migas kelas dunia.