Jakarta,TAMBANG, Di tengah Pandemi Covid-19, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor hulu tetap membukukan kinerja positif. Secara khusus untuk acara pengeboran dan upaya mengoptimalkan produksi. Hasilnya tampakdimana sesuai data per Juni 2020, total bikinan minyak dan gas bumi Pertamina Group baik untuk aset domestik maupun internasional mencapai 884,1 MBOEPD (ribu barel setara minyak per hari). Rinciaanya buatan minyak bumi sebesar 414,4 KBOPD dan buatan gas bumi sebesar 2.721 MMSCFD.
Capaian ini secara khusus ditopang oleh dua anak perusahaan hulu Pertamina yang mencatat kinerja faktual dengan mencapai sasaran buatan sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) revisi. PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan realisasi buatan sebesar 107% atau 30.459 BOPD dan PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) sebesar 101% atau 12,3 KBOPD.
Sementara itu, tiga anak perusahaan yang lain, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) realisasi produksinya tercapai 99,9% (82,2 KBOPD), PT Pertamina EP (PEP) sebesar 99% (80,5 KBOPD), dan PT Pertamina Internasional EP (PIEP) tercatat 96% (99,4 KBOPD).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan sesuai RKAP revisi, PHM dan PHSS sukses melebihi sasaran operasi setelah mencatatkan tampilan baseline (produksi eksisting) yang lebih baik. Kemudian ditambah dengan produksi dari well intervention (intervensi sumur).
Untuk produksi gas bumi, lanjut Fajriyah, anak perjuangan yang sukses melampaui sasaran adalah PHE yang realisasi produksinya meraih 102% atau 800,4 MMSCFD. Pencapaian baik ini ditopang dari Blok ONWJ (Offshore North West Java) dengan buatan tercatat di atas sasaran alasannya adalah baseline yang baik, kehandalan kemudahan dan production losses yang minimal.
Di segi lain, PHE juga terus berkoordinasi dengan pelanggan dan SKK Migas untuk mengoptimalkan absorpsi dan penyaluran gas ditengah tantangan penurunan demand. Hal tersebut juga menjadi aspek yang mendorong meningkatnya penyerapan gas di Blok Jambi Merang maupun Blok Tomori.
Anak usaha lain, ialah PHI, PEP, dan PIEP mencapai realisasi bikinan berturut-turut sebesar 99% (745 MMSCFD), 94% (876 MMSCFD), dan 91% (277 MMSCFD).
Fajriyah memastikan anak perusahaan hulu migas Pertamina telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperkuat ketahanan energi dengan memperbesar produksi sekaligus memperkuat cadangan migas. “Ke depannya, upaya mempertahankan dan mengembangkan produksi ini akan terus diperkuat, melalui pengeboran sumur, workover, perawatan sumur, serta menjaga keandalan kemudahan buatan demi menyingkir dari unplanned shutdown dalam rangka mencapai sasaran produksi 2020,” terang Fajriyah.
Hingga triwulan 2-2020 meskipun dalam kondisi yang mengharuskan dilakukannya optimalisasi biaya dan efisiensi, Pertamina sukses melakukan pengeboran eksploitasi sebanyak 138 sumur dan pekerjaan workover sebanyak 312 sumur.
Seluruh acara di hulu migas tersebut pun telah dipastikan mematuhi protokol COVID-19 secara ketat, tergolong melakukan berbagai penyesuaian dalam metode kerja dalam rangka sumbangan pekerja.
Selain eksploitasi, Pertamina juga terus mengintensifkan aktivitas eksplorasi. Kabar modern dan membanggakan datang dari PEP dengan inovasi sumber daya migas gres di Cekungan Jawa Barat, tepatnya di sumur Akasia Prima-1 (AKP-1). Sumur AKP-1 ditargetkan untuk pertanda eksistensi hidrokarbon dengan peluangsumber daya prapengeboran (P50) sebesar 75 MMBO (juta barel minyak) dan 10,3 BCFG (miliar kaki kubik gas). Penemuan ini melengkapi keberhasilan PEP sebelumnya dalam memperoleh cadangan gas sebesar 333,6 BCFG dari eksplorasi di sumur Wolai-002 di Sulawesi Tengah pada triwulan 1-2020.
“Masih dalam rangkaian acara eksplorasi, per Juni 2020 Pertamina sudah berhasil melaksanakan Survei Seismik Laut Regional 2D di lautan terbuka terbesar di Asia Pasifik sepanjang 27.576 km atau lebih dari 91% dari sasaran 30.000 km. Upaya ini diperlukan dapat memperoleh cadangan migas baru yang menjadi giant discovery bagi Indonesia,” tutupnya.