JAKARTA, TAMBANG – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan kebijakan bea masuk sebesar nol persen untuk kendaraan bermotor yang diimpor dalam keadaan tidak utuh dan tidak lengkap atau Incompletely Knocked Down (IKD). Hal ini demi mendorong ekosistem penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dalam negeri.

Ketetapan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-13/MK.010/2022 perihal Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.010/2017 perihal Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor yang ditetapkan tanggal 22 Februari 2022.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan bahwa aturan ini dimaksudkan supaya acara pemerintah dalam membuat energi bersih secepatnya terealisasi yang salah satunya dengan beralih menggunakan kendaraan listrik.  

“Insentif ini akan menciptakan industri KBLBB semakin berkembang sebab akan mengendorkan ongkos produksi dan mendorong industri untuk menciptakan KBLBB dengan memanfaatkan barang-barang yang telah dibuat di dalam negeri sehingga harga kendaraannya makin terjangkau bagi masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (26/2).

Berkembangnya industri KBLBB, kata ia, juga akan mengembangkan investasi, penghematan konsumsi energi, khususnya materi bakar minyak (BBM), kualitas lingkungan, dan mendorong penguasaan teknologi.

“Hal ini nantinya dibutuhkan bisa mengakibatkan Indonesia selaku basis produksi dan export hub kendaraan bermotor listrik”, tambahnya.  

Febrio lalu memaparkan bila saat ini Pemerintah sudah memiliki peta jalan pengembangan industri otomotif pada jangka menengah yaitu 2020-2030, di mana fokusnya ialah pengembangan kendaraan listrik dan komponen khususnya seperti baterai, motor listrik, dan konverter.

“Pemberian insentif Bea Masuk nol persen diperlukan dapat makin mendorong pencapaian target tersebut. Pada tahun 2035,  Indonesia menargetkan 1 juta kendaraan listrik roda empat atau lebih dan 3,22 juta kendaraan listrik roda dua,” sambungnya.

Dengan target tersebut, pemerintah memperkirakan dapat mengurangi penggunaan 12,5 juta barel BBM dan meminimalisir 4,6 juta ton CO2 untuk kendaraan roda empat atau lebih. Sementara untuk kendaraan roda dua, diperkirakan akan ada pengurangan penggunaan BBM sebesar 4 juta barel dan penurunan emisi meraih 1,4 juta ton CO2. 

Peta jalan ini selaras dengan inisiatif global baik di tingkat dunia maupun kawasan regional ASEAN yang bermaksud untuk mendorong kendaraan bermotor listrik.

Insentif Bea Masuk nol persen merupakan satu paket kebijakan dengan kebijakan KLBB sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) 55 tahun 2019. Saat ini, Pemerintah terus membangun ekosistem kendaraan bermotor listrik yang terdiri dari produsen, stasiun pengisi daya, produsen baterai, dan proyek perdana.

Meski mulai terbentuk, pangsa pasar kendaraan bermotor listrik masih perlu ditingkatkan ialah kurang dari satu persen dari total penjualan kendaraan dan didominasi oleh CBU dari Jepang dan Thailand.

“Ruang pertumbuhan pangsa pasar kendaraan bermotor listrik produksi dalam negeri masih sungguh besar di Indonesia. Selain itu, permintaan dunia akan KBLBB juga terus mengalami kenaikan signifikan. Kebijakan Pemerintah akan terus diarahkan untuk membantu mempergunakan ruang ini dengan baik seiring dengan pemulihan ekonomi yang diperlukan makin berpengaruh ke depan”, sambung Febrio.

 Inisiatif global Campaign of the Clean Energy Ministerial, contohnya, memutuskan tujuan agar donasi penjualan kendaraan bermotor listrik mencapai 30% dari total pemasaran kendaraan bermotor di 29 negara besar yang tergabung.

Pemberian insentif Bea Masuk nol persen ini diberikan untuk impor bentuk IKD kendaraan bermotor listrik roda empat atau lebih, cuma dengan motor listrik berbasis baterai untuk penggerak traktor jalan untuk semi-trailer, kendaraan bermotor untuk pengangkutan sepuluh orang atau lebih termasuk pengemudi, kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang yang lain, kendaraan pengangkutan barang, dan kerangka dilengkapi dengan motor listrik selaku penggerak.

“Dengan aneka macam insentif yang telah berlangsung, insentif Bea Masuk nol persen ini diharapkan makin mempercepat terealisasinya penggunaan kendaraan ramah lingkungan yang lebih masif”, tutup Febrio.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?