Jakarta,TAMBANG, Kementrian ESDM lewat Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Badan Litbang melaksanakan observasi pra feasibility study (pra FS) pemanfaatan arus laut untuk pembangkit listrik tenaga arus laut. Penelitian kali ini dijalankan di Selat Pantar, Alor, NTT.

Saat ini telah menuntaskan tahap pengunduhan data kecepatan arus (sementara) dari alat ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler). Dari acara ini diperoleh data kecepatan arus laut selama 30 hari  di lokasi tersebut. Berdasarkan penelitian P3GL pada 2011, selat ini memiliki kecepatan arus rata-rata 2 m/s. Sehingga memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai sumber pembangkit listrik.

Kegiatan ini menjadi langkah pertama bagi Pemerintah untuk mempergunakan potensi sumber energi baru dan terbarukan dari arus bahari. Jika pada risikonya bisa dimanfaatkan tentu akan menolong meraih target porsi EBT sebesar 23% dalam bauran energy di 2025.

Sebelumnya di tahun 2016, P3GL telah mengolah data kecepatan arus di sejumlah selat yang memiliki peluang di perairan Indonesia. Kecepatan arus yang besar biasanya berada di perairan sekitar Bali, NTB dan NTT.

Kecepatan arus berkisar dari 0,6 sampai 3,5 m/s. Kecepatan arus lebih dari 2m/s terdapat di Selat Pantar, Lombok, Toyapakeh, Larantuka, Alas, Molo, Sunda, dan Boleng. Kemudian secara biasa , tipe pasang surut (pasut) di perairan Indonesia adalah tipe pasut semidiurnal. Artinya dalam satu hari terdapat dua kali pasang dan dua kali surut.

Metode yang dipakai dalam mengakuisisi data survei ini mengacu pada patokan European Marine Energy Center, 2009. Pengumpulan data sekunder penelitian ini meliputi data pasang surut, peta geologi, peta topografi, peta batimetri, dan banyak sekali data dari penelitian terdahulu dan dari berbagai instansi yang lain.

Hasil data sekunder ini akan dijadikan referensi permulaan untuk memahami kondisi tempat penelitian. Sehingga memudahkan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan aktivitas lapangan.

Tim juga melakukan Recognize sebelum pelaksanaan ke lokasi observasi untuk mendapatkan citra perihal kondisi fasilitas dan prasarana yang ada. Penelitian lapangan dititikberatkan pada observasi kecepatan arus laut selama satu bulan.

Kegiatan yang dikerjakan ialah penentuan posisi koordinat pengukuran, menentukan leveling posisi koordinat kepada benchmark (BM), pengukuran arus, pengukuran elevasi paras laut, pengukuran kedalaman dasar laut, serta observasi meteorologi bahari.

Penelitian pasang surut dikerjakan selama satu bulan untuk menerima data pasang surut (spring dan neap tide). Pencatatan elektronis memakai Valeport TideLog Model 740 Portable Water Level Recorder yang diatur dengan hasil bacaan visual rambu pasang surut setiap satu jam.

Leveling BM (benchmark) memakai perlengkapan Waterpass, sedangkan pengukuran koordinat BM memakai peralatan GPS (Global Positioning System). Leveling BM bermaksud untuk mendapatkan harga ketinggian BM kepada kedudukan rata-rata tampang air bahari (MSL).

Pengukuran arus bermaksud untuk mengetahui teladan arus di kawasan penelitian yang akrab kaitannya dengan data potensi energi listrik yang mampu dibangkitkan dari energi arus. Pengukuran arus secara bergerak dan stasioner, memakai perlengkapan Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP). Pengamatan meteorologi laut memakai Weather Station untuk mengenali parameter meteorologi mirip arah dan kecepatan angin, temperatur udara, dan kelembaban udara.

Pada tahap akhir, para peneliti akan melakukan pembuatan data hasil observasi yang mencakup pemodelan sebaran kecepatan arus, potensi energi maritim, juga menciptakan interpretasi hasil pemodelan serta analisis hasil pembuatan data. 

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?