Jakarta, TAMBANG – Pergantian direksi di perusahaan tambang adalah suatu yang umum. Namun kali ini terlihat agak berlawanan, Febriany Eddy resmi ditunjuk selaku Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Tbk (Vale) pada Rapat Umum Pemegang Saham. Febriany menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan puncak di perusahaan tambang mineral Indonesia.
Febriany sendiri bergotong-royong bukan orang baru di Vale Indonesia. Ia telah bergabung dengan salah satu perusahaan tambang nikel terintegrasi ini sejak tahun 2007. Di banyak sekali potensi Ia bercerita ihwal permulaan mula ketertarikannya pada dunia pertambangan.
Setelah menjangkau Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia, Ia bergabung dengan PricewaterhouseCooppers. Ditempat ini Ia diperintahkan menangani perusahaan tambang dan energi. Itulah awal mula Ibu dari dua anak ini mengenal dunia pertambangan yang dimengerti sungguh maskulin. Febriany menjangkau gelar MBA dari UCLA Anderson School of Management dan National University of Singapore.
Sampai hasilnya pada 2007 wanita yang suka akan tantangan ini menetapkan bergabung dengan Vale Indonesia. Tiga tahun sehabis bergabung, Ia mendapat penugasan untuk berkantor di Regional Vale Base Metal Asia Pasifik dan Afrika yang berbasis di Brisbane, Australia. Di daerah ini, ia bertugas selama 2,5 tahun. Bertanggung jawab kepada operasional perusahaan di Indonesia, Jepang, Tiongkok, Taiwan dan Afrika.
Setelahnya Febriany kembali ke Vale Indonesia dan tahun 2013, beliau diangkat selaku administrator dan CFO. Jabatan Direktur ini beliau emban hingga sekarang. Bahkan sejak dua tahun lalu Ia juga menjadi Deputy Chief Excecutive Officers.
Febriany terlibat secara aktif dalam beberapa agresi korporaksi perusahaan. Mulai dari proses renegosiasi Kontrak Karya dengan Pemerintah. Di mana Vale Indonesia menjadi perusahaan Kontrak Karya pertama yang menandatangani renegosiasi persetujuan.
Ia juga terlibat aktif dalam proses divestasi saham sebagai pelaksanaan keharusan bagi perusahaan pemegang Kontrak Karya. Sampai alhasil tahun kemudian Pemerintah Indonesia melalui Holding BUMN tambang MIND ID menguasai 20% saham di perusahaan tambang nikel yang memproduksi nickel matte ini.
Kini, Febriany ditunjuk sebagai Presiden Direktur di salah satu perusahaan tambang nikel papan atas. Sebuah amanah yang tidak gampang tentunya mengingat tantangan industri pertambangan terutama nikel yang tidak ringan.
Apalagi, perusahaan punya beberapa planning binsis terkait dengan hilirisasi nikel. Strategi utama Perseroan yaitu menjaga posisi sebagai produsen nikel berbiaya rendah. Strategi ini masih relevan, namun penekanannya sekarang lebih pada kenaikan produktivitas dengan stabilitas dalam operasi.
Sebagaimana dimengerti Vale Indonesia akan melanjutkan ekspansi bisnis dengan membangun tiga akomodasi pengolahan dan pemurnian di Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa.
Di proyek Sorowako, sesuai amanat amandemen Kontrak Karya, perusahaan harus meningkatkan kapasitas produksi sebesar 25%. Untuk itu, perusahaan akan melaksanakan perbaikan berkesinambungan dan pembangunan jalur buatan embel-embel smelter RKEF dengan tingkat bikinan perhiasan 10.000 ton nikel per tahun. Dari perbaikan dan penambahan lini produksi ini, diperlukan target bikinan nikel meraih 90.000 ton nikel per tahun.
Perseroan juga sedang berbagi Blok Bahodopi di Sulawesi Tengah dan Blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara. Di Pomalaa akan dikembangkan proyek smelter HPAL. Saat ini sedang dalam pembahasan dengan kawan dari Jepang. Kemudian di Blok Bahodopi, perseoran juga akan membangun smelter lain dengan teknologi RKEF.
Di pundak perempuan yang pernah masuk daftar Top 25 Most Influential Women in Treasury in Asia Pacific (2015) ini, perkembangan Vale Indonesia akan bertumpu. Namun, dengan segudang pengalaman yang dimiliki, Febriany diyakini akan menjinjing Vale Indonesia lebih maju. Setidaknya menjaga predikat selaku perusahaan dengan penambangan yang paling efisien. Dan tidak kalah penting lagi adalah mendorong aspek keberlanjutan (sustainability) dalam kegiatan pertambangan.
Dalam sambutannya Ia menekankan beberapa hal penting mulai dari akad perusahaan dalam menerapkan kaidah pertambangan yang baik dan benar. Mengurangi emisi karbon dan mengedepankan faktor keberlanjutan. “Melihat sumber daya alam pertambangan sebagai titipan anak cucu dan bukan warisan nenek moyang,” tandasnya
Ingin Semakin Banyak Perempuan Yang Bekerja Di Pertambangan
Penunjukkan Febriany sebagai Presiden Direktur Vale Indonesia menjadi sebuah tonggak penting perjalanan perseroan, bahkan bagi dunia pertambangan Indonesia. Ia menjadi wanita pertama yang menduduki posisi tertinggi di perusahaan tambang papan atas di Indonesia.
Dalam sebuah peluang diskusi yang diadakan Women in Mining And Energi (WIME) Indonesia, Febriany pernah menjelaskan, Ia ingin biar kian banyak perempuan yang bekerja di sektor pertambangan. Maklum saja, industri pertambangan sejauh ini didominasi oleh pekerja laki-laki.
Data BPS tahun 2017 menyebutkan bahwa jumlah pekerja perempuan di pertambangan ada 115 ribu orang sementara pekerja laki-lakinya mencapai 1,28 juta orang. Dalam survey di tahun 2019 jumlah pekerja wanita pun masih dibawah 10%.
Di Vale sendiri, takaran pekerja perempuan masih 7%-8% dari total karyawan. Oleh hasilnya, Ia mengajak kaum Perempuan untuk tidak takut masuk dan bekerja di pertambangan.
“Selain karena industri ini masih didominasi kaum pria, dari pihak perempuan juga ada keengganan untuk bergabung. Ia menyaksikan, banyak perusahaan masih menerapkan pembatasan, tergolong di perusahaannya,” tandas peraih Asian Superwomen for Sustainability (2019).
Ia menganggap hal yang harus dilakukan ialah mengganti mindset. “Ini pekerjaan rumah kami selaku leader untuk mengganti persepsi. Harus dilihat dari hasil studi tidak melulu dari pandangan. Jika dari studi ilmiah terbukti bahwa perempuan memang tidak bisa, saya tidak akan memaksa. Tapi, jikalau terbukti mampu, kenapa harus ditahan?,” ujarnya.
Febriany menegaskan semoga kesempatan tersebut dibuka lebar dan tidak dibatasi. “Kita hilangkan gender dan melihat sungguh-sungguhsoal kemampuannya. Saya tidak memaksa harus perempuan, yang ingin aku tekankan yaitu memberi kesempatan yang serupa,”pungkasnya lagi.