Jakarta,TAMBANG, Mata uang Rupiah masih melanjutkan musim negatifnya. Dalam penutupan jual beli pasar sore ini Rupiah ditutup melemah dilevel Rp 16.172 (15.28 wib). Direktur PT TRFX Garuda Berjangka menyampaikan pelemahan ini lebih disebabkan kepanikan pasar kepada wabah Covid-19 yang terus meluas.
Dari dalam negeri jumlah korban jiwa balasan covid-19 terus meningkat menjadi 31 korban meninggal di seluruh Indonesia. Ke depan jumlah penderitanya diperkirakan akan terus meningkat lebih cepat seiring alat deteksi dari China yang telah didistribusikan ke rumah sakit pemerintah atau swasta di tiap kawasan. Konon dengan alat ini dalam waktu 1 jam telah mampu terdeteksi virus Covid-19 pada penderita.
Ini ialah tantangan paling besar bagi pemerintah baik di pusat maupun daerah untuk bahu-membahu melaksanakan sosialisasi hingga tingkat bawah. Jika diharapkan maka Pemerintah perlu melakukan LOKDOWN (Penutupan sementara) bagi wilayah yang banyak terserang virus korona. Langkah ini ialah jalan untuk menutup jalan masuk virus tersebut menular sehingga akan menghemat pasien yang terserang.
Di saat Pemerintah fokus menuntaskan problem kesehatan khususnya Covid-19, Bank Indonesia fokus melakukan intervensi di pasar DNDF. “Karena dikala ini kepanikan pasar yang menyebabkan Rupiah melemah. Sekali lagi stop Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan,”kata Ibrahim.
Sementara dari eksternal, pandemi COVID-19 terus meluas dan jumlah penderitanya terus bertambah khusus di Eropa dan Timur Tengah. Kondisi ini akan menimbulkan bahaya resesi yang mulai terlihat konkret. Upaya global untuk menenangkan investor ekuitas dan obligasi perlu dikerjakan alasannya adalah dalam sepekan terakhir telah menggeruskan bukan saja saham, obligasi namun juga valuta gila. Ini yang membuat investor berbondong-bondong beralih ke dolar AS dalam perebutan duit tunai untuk menutupi kerugian di pasar lainnya.
Bahkan dari laporan yang ada berdasarkan Ibrahim Federal Reserve menyampaikan akan memperluas jalur pertukaran mata uang ke sembilan negara lagi, termasuk bank sentral di Singapura, Korea Selatan, Brasil, Swedia, Australia, Selandia Baru, Meksiko, Norwegia, dan Denmark.
Sedangkan Bank of England (BOE) pada hari Kamis sudah memotong suku bunga dan memperluas acara pembelian obligasi. BOE mengatakan akan memajukan pembelian obligasi pemerintah dan perusahaan investasi mulai 200 miliar pound ($ 230 miliar) menjadi 645 miliar pound.
Kemudian Cina memutuskan Suku Bunga Pinjaman (LPR) 1 tahun pada Jumat pagi di 4,05%. Hal ini masih sama dengan sebulan sebelumnya. China juga memutuskan LPR 5 tahun pada 4,75%, juga tidak berubah dari bulan sebelumnya. Federal Reserve Bank of Australia memangkas suku bunga menjadi 0,25%.
Sejauh ini langkah-langkah bank sentral mustahil menghentikan resesi, “Harapannya yakni bahwa banyak dari tindakan ini mampu membantu membatasi kenaikan pengangguran, dan mendorong pemulihan yang lebih cepat dan lancar dikala virus shutdown sudah berlalu,” tambah Ibrahim.