Jakarta, TAMBANG – Massa solidaritas Jurkani yang tergabung dalam Kelompok Pemerhati Kinerja dan Aparatur Pemerintah Parlemen (KPK-APP), menggeruduk kantor Ditreskrimsus Polda Kalimantan Selatan (Kalsel). Mereka mendesak semoga polisi secepatnya menangkap penambang ilegal yang menjarah konsesi PT Anzawara Satria di Tanah Bumbu.
Koordinator KPK-APP, Aliansyah menyampaikan, para penambang ilegal tersebut berani menerobos police line yang sempat dipasang Bareskrim Mabes Polri. Sementara Polda Kalsel dinilai tidak melaksanakan langkah-langkah.
“Kami meminta Polda Kalsel untuk melaksanakan penertiban atas tambang ilegal yang menjarah Anzawara, yang sudah terpasang police line oleh Bareskrim, dan proses hukumnya telah dilimpahkan terhadap Polda Kalsel,” ungkap Aliansyah lewat keterangan resminya yang dikutip, Senin (4/4).
Selain merugikan negara, kata Aliansyah, tambang ilegal juga menjadikan kerusakan lingkungan. Sebab tidak ada pengawasan kepada proses reklamasi lahan.
“Tambang ilegal memiliki potensi merugikan negara dan menghancurkan lingkungan. Tidak ada pajak, reboisasi dan reklamasi. Kaprikornus mohon secepatnya ditangkap,” bebernya.
Kasus tambang ilegal di Tanah Bumbu itu, sudah menewaskan seoarang advokat berjulukan Jurkani. Pada November tahun lalu, Jurkani dianiaya hingga akhirnya tewas saat mendampingi Anzawara dalam menghadapi serbuan penambang ilegal,
Menurut Aliansyah, penambang ilegal kembali melancarkan aksinya masuk ke konsesi Anzawara tak usang setelah Jurkani meninggal.
“Belum kering kubur saudara kami Jurkani, Anzawara kembali dijarah oleh durjana-cecunguk hukum. Ini pelecehan kepada pegawapemerintah penegak aturan,” tegas Aliansyah.