Jakarta, TAMBANG – Sebanyak 139 unit SPBU (Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum) milik PT Pertamina Retail saat ini memakai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) selaku sumber energinya. Pembangunan PLTS Atap yang turut dikerjakan oleh PT Len Industri (Persero) tersebut mampu meminimalisir ongkos listrik sampai 20 persen dibanding sebelum memakai PLTS.
“PT Len turut membangun PLTS dengan kapasitas sekitar 1,3 MWp (Mega Watt peak) untuk 139 SPBU milik PT Pertamina Retail. Penghematannya sampai 20 persen,” ungkap Manager Pemasaran dan Penjualan dari Unit Bisnis Energi dan Sistem Daya PT Len, Made Sandika dalam informasi resmi, Senin (2/12).
Salah satu contohnya panel surya yang dipasang di SPBU Pertamina Kuningan Jakarta yang sudah memasang 60.000 Wp dengan metode hybrid. Untuk keperluan SPBU PLTS ongrid dengan tata cara PLN, sementara tenant dipasang dengan tata cara hybrid, untuk menjaga semoga dikala listrik mati tetap ada daya yang mengalir.
Made mengaku, dengan sistem yang ada pihaknya bisa menekan harga listrik menjadi lebih murah 20 persen, sekitar Rp 1.200 per Watt-nya.
“Harga lebih hemat biaya ini kami mampu dari dengan menekan ongkos EPC (Engineering, Procurement, & Construction) dan kita mendapatkan pendanaan dengan bunga yang rendah adalah sebesar 5-6 persen,” lanjut Made.
Lebih lanjut Made mengungkapkan, PT Len menerima bunga rendah tersebut bukan karena meminjam dari bank konvensional tetapi dari Green Fund (dana yang disimpan oleh bank hasil dari eksplorasi atau konservasi energi).
“Dana Green ini yang kita pakai, karena jikalau memakai pendanaan dari bank konvensional yang umumnya berbunga 9-11 persen maka tidak akan tercapai harga Rp 1.200 tersebut,” tambah Made.
Sebagai gosip, koordinasi yang dikerjakan antara PT Len dan PT Pertamina Retail tersebut bukanlah koordinasi perdagangan listrik namun sewa alat sehingga tidak melanggar peraturan perundang-seruan yang berlaku.
“Dengan Pertamina Retail kita memakai sinergi BUMN, konsepnya dengan penugasan pribadi. Konsep yang kita gunakan bukanlah jual beli tarif tenaga listrik, namun sewa alat dan kebetulan alatnya menghasilkan listrik dan kebetulan listriknya lebih hemat biaya,” tuturnya.
Made juga menerangkan, bahwa PLTS yang dipasang di SPBU Pertamina tersebut mempunyai tingkat kandungan dalam negeri sebesar 43,5 persen. Dengan perkiraan Internal Rate Of Return (IRR) akan mampu diperoleh dalam waktu 10 tahun dengan periode pemakaian alat 20 tahun.
Pembangunan PLTS di SPBU-SPBU Pertamina merupakan bagian dari sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memajukan pemanfaatan energi baru terbarukan yang pemanfaatannya masih rendah yaitu baru mencapai 9.76 GW atau 2.2 persen dari kesempatanyang ada yang meraih 442 GW.
Kerja sama ini juga untuk mendukung acara pemerintah untuk meraih sasaran Bauran Energi Nasional 23 persen dari energi gres terbarukan pada tahun 2025 dengan donasi dari PLTS yang ditargetkan sebesar 6,5 GWp (Giga Watt peak).