Jakarta, TAMBANG – Program pengeboran sumur baru PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang masif dan bernafsu berkontribusi faktual kepada tingkat bikinan Wilayah Kerja (WK) Rokan. Sejak awal tahun hingga Rabu (11/5), PHR WK Rokan sukses mengebor 145 sumur baru atau rata-rata lebih dari satu sumur per hari. Kerja keras tersebut untuk mencapai target pengeboran 400-500 sumur baru di WK Rokan pada tahun ini.

Pengeboran sumur-sumur baru di WK Rokan sejauh ini berkontribusi rata-rata lebih dari 12.000 barel minyak per hari (BOPD), sehingga mampu mempertahankan tingkat buatan di WK migas paling besar kedua di tanah air tersebut.

”Kontribusi dari sumur-sumur pengembangan terus memperlihatkan tren menaik. PHR akan menambah rig lagi agar dapat memajukan produksi di WK Rokan,” ungkap Dirut PHR, Jaffee A Suardin saat mendapatkan kunjungan kerja Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama di Rumbai, Pekanbaru pada Senin lalu, dikutip dalam keterangan resmi, Kamis (19/5).

Tahun ini PHR berniat memperbesar jumlah rig hingga menjadi 26 rig pengeboran dan 47 rig workover/well service (WOWS). Hingga April lalu, PHR mengoperasikan 19 rig pengeboran dan 28 rig WOWS. Pada kunjungan kerja kali ini, Basuki dan rombongan meninjau salah satu lokasi rig pengeboran di Minas dan berdialog dengan pekerja di lapangan.

WK Rokan menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat bikinan nasional dengan rata-rata bikinan tahunan sekitar 160 ribu barel minyak per hari (BOPD) di tahun 2021 sejak alih kelola. Seluruh hasil lifting WK Rokan juga didedikasikan untuk konsumsi kilang domestik Pertamina guna mendukung ketahanan energi nasional.

Dalam paparannya, Jaffee menerangkan bahwa PHR berhasil meningkatkan kinerja WK Rokan pasca alih kelola. Di antaranya kenaikan tingkat produksi, ongkos lifting yang makin rendah, peningkatan nilai investasi dan aktivitas pengeboran secara masif-berangasan. Dia juga menerangkan peran WK Rokan dalam pengembangan digitalisasi di lingkungan Subholding Upstream Pertamina dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Basuki mengapresiasi upaya WK Rokan dalam menjaga dan meningkatkan produksi pasca alih kelola dari operator sebelumnya.

”Posisi WK Rokan sungguh strategis bagi Indonesia, tidak hanya kontribusinya terhadap pemasukan negara melalui bagi hasil minyak dan pajak, namun juga dalam konteks ketahanan energi nasional. Intinya sektor hulu harus makin bergairah mengembangkan angka produksi dan lifting, sedangkan sektor hilir harus untung.” lanjutnya.

Dia menginginkan, upaya kenaikan buatan harus diikuti optimalisasi biaya sehingga bantuan WK Rokan kepada negara juga lebih optimal.

PHR WK Rokan menyumbangkan penerimaan negara sekitar Rp 9 triliun untuk kurun Agustus-Desember 2021. Kontribusi itu terdiri dari Rp 6,5 triliun Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Rp 2,5 triliun berupa pembayaran PPh, PPN, dan pajak kawasan.

Kontribusi ini ialah wujud faktual dari faedah langsung kehadiran operasi PHR kepada negara, kawasan, dan penduduk pasca alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu. Industri hulu migas memiliki tugas penting bagi penerimaan negara dan modal pembangunan.

Selain berusaha mengembangkan penerimaan negara, PHR juga berkomitmen untuk terus memajukan porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk memperkuat bagian nasional. Saat ini TKDN di PHR mencapai lebih dari 60 persen.

Pada simpulan kunjungannya, Basuki berpesan semoga upaya meningkatkan buatan juga mesti memastikan keamanan kerja. “Zero tolerance kepada insiden HSSE, tergolong kepada kontraktor maupun vendor yang melakukan pekerjaan sama dengan Pertamina,” tegasnya.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?