JAKARTA,TAMBANG – Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk, merilis Laporan Keuangan konsolidasi untuk tahun yang selsai pada 31 Desember 2021. Dicatatkan Perseroan mencetak laba higienis sebesar USD 57,7 juta dan Laba Inti USD 227,9 juta.

Wakil Direktur Utama Indika Energy, Azis Armand menyebut kesuksesan ditopang oleh perluasan diversifikasi sektor non watu bara. Selain itu, perseroan juga memperkuat tampilan Environmental, Social, and Governance selama abad pendemi.

“Sepanjang tahun 2021, Indika Energy berusaha untuk menolong pemenuhan keperluan energi nasional dan pemulihan balasan pandemi. Kami berhasil untuk menjaga produktivitas dan mengurangi interupsi terhadap operasional perusahaan. Prioritas utama kami tetap untuk memperluas diversifikasi di sektor nonbatubara dan memperkuat penampilan ESG kami,” tutur Azis Armand dalam keterangan tertulis, Jumat (1/4).

Azis mengatakan, melalui anak usaha Kideco Jaya Agung (Kideco), Perseroan mengalokasikan 34 persen batu bara dari total bikinan untuk kebutuhan dalam negeri – jauh melebihi ketentuan 25persen Domestic Market Obligation (DMO).

Meski demikian, kata Azis, sepanjang 2021 Indika Energy mampu membukukan Pendapatan sebesar USD 3.069,2 juta, atau naik 69,2persen dibandingkan tahun 2020 yang meraih USD 1.813,8 juta.

“Kenaikan Pendapatan Perseroan utamanya disebabkan oleh meningkatnya harga jual batubara dimana indeks rata-rata Newcastle di tahun 2021 sebesar USD 137,3 per ton dibandingkan USD 60,7 per ton di tahun sebelumnya,” bebernya.

Laba Kotor Perseroan meningkat 429,8 persen menjadi USD 918,1 juta dari USD173,3 juta di tahun 2020. Beban Penjualan, Umum dan Administrasi tercatat meningkat 43,4 persen dari USD 101,4 juta di tahun 2020 menjadi USD 145,4 juta di tahun 2021 – khususnya dikarenakan naiknya biaya penjualan di Kideco dan meningkatnya beban sewa kapal tunda dan tongkang di MUTU.

Sementara itu, Beban Keuangan Perseroan menurun 5,8 persen dari USD 111,3 juta menjadi USD 104,9 juta di tahun 2021 utamanya disebabkan karena adanya biaya one-off percepatan amortisasi atas ongkos penerbitan obligasi dan call premium atas pelunasan lebih awal terhadap obligasi yang jatuh tempo pada tahun 2022 dan 2023 di tahun 2020.

Sebagai akibatnya, Perseroan membukukan laba yang diatribusikan terhadap Pemilik Entitas Induk sebesar USD 57,7 juta, dibandingkan Rugi sebesar USD 117,5 juta pada 2020. Perseroan juga mencatat Laba Inti sebesar USD 227,9 juta pada tahun 2021, meningkat signifikan dibandingkan Rugi Inti sebesar USD 52,2 juta di tahun sebelumnya.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?