Jakarta, TAMBANG – Pertamina melakukan groundbreaking proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga Surya (PLTS) di Kilang Plaju sebesar 2,25 MWp pada Senin (13/6) yang hendak memasok listrik ke Gedung kantor serta perumahan.
Acara groundbreaking secara seremonial dijalankan oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Mulyono yang didampingi oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman, dan Direktur Sumber Daya Manusia Penunjang Bisnis PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), Isnanto Nugroho, yang mewakili Direktur Utama PT KPI.
Pertamina menargetkan bantuan pembangkitan energi sampai sebesar 200 MW di tahun 2022, dengan groundbreaking PLTS di area RU III Plaju ini selaku salah satu katalis dan bukti komitmen Pertamina dalam melakukan business practice yang mempunyai carbon footprint lebih sustainable ke depannya.
Terdapat dua peluangbesar dari sisi ekonomi dan lingkungan, dari instalasi PLTS 2,25 MWp di area Kilang Plaju. Dari sisi ekonomi, diharapkan bahwa instalasi PLTS mampu mengurangi beban pengoperasian gas turbine dan konsumsi natural gas di refinery, sehingga secara fuel economy kita menargetkan terciptanya cost saving sebesar 5.000 USD/tahun dan jumlah penghematan konsumsi gas sebesar 6.000 Ton/tahun.
Dari sisi lingkungan, PLTS Kilang Plaju diproyeksikan untuk turut berkontribusi dalam meminimalkan emisi karbon sebesar 2.000 Ton/tahun. Sehingga ditinjau dari besarnya kedua potensi, baik itu dari segi ekonomi dan imbas kepada lingkungan, PLTS Kilang Plaju diperlukan menjadi pioneer alternatif pembangkitan energy di lokasi operasi Pertamina Group.
PLTS RU Kilang Plaju juga direncanakan menjadi showcase pada event G20 yang akan digelar di Indonesia selesai tahun 2022.
“Kami berharap bahwa ke depannya akan bertambah banyak inisiatif bisnis yang mengedepankan profitability, sustainability dan sinergi antar Pertamina Group, yang mampu terus digulirkan untuk mengakselerasi bisnis Pertamina dan mendukung program dekarbonisasi pemerintah,” ungkap Mulyono, Kamis (16/6).
Dalam proyek ini, Pertamina NRE akan menjadi pihak yang menyediakan PLTS di Kilang Plaju. PLTS yang mau dibangun adalah PLTS ground mounted dengan kapasitas 2,25 MW di lahan seluas sekitar 2,2 hektar milik Kilang Plaju.
Transisi energi lewat pemanfaatan PLTS di lingkungan kilang diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pertamina NRE dengan KPI pada Maret 2021. Hingga ketika ini Pertamina NRE sudah memasang PLTS di dua kilang, yaitu Kilang Cilacap dengan kapasitas 1,34 MWp dan Kilang Dumai dengan kapasitas 2 MWp.
“Transisi energi wajib dikerjakan dengan kesepakatan bareng , hari ini bisa dilihat bahwa janji kolaborasi antar Pertamina Group sangat efektif demi mendukung mandat pemerintah dalam mengembangkan bauran energi,” tutur Dannif pada peluang yang sama. Melalui PLTS 2,25 MWp ini, potensi penurunan emisi yang bisa dijalankan meraih 2.500 ton per tahun. PLTS ini ditargetkan mulai konstruksi pada Juli 2022.
“Implementasi energi terbarukan dalam lingkungan Refining Petrochemical ialah sebuah angin nyata untuk meningkatkan daya saing sustainability dari kilang,” ujar Isnanto Nugroho.
Pertamina menargetkan penurunan emisi sebesar 30 persen pada tahun 2030, dengan meningkatkan portfolio hijau di internal Pertamina Group sebesar 17%. Salah satunya adalah lewat pemanfaatan PLTS yang menjadi unggulan untuk merealisasikan transisi energi di internal Pertamina.