Jakarta, TAMBANG – Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu meminta perusahaan tambang untuk peduli kepada kontraktor lokal, termasuk menggandeng mereka dalam aktivitas penambangan. Adian menyebut selama ini para kontraktor lokal yang pendapatannya dikategorikan kecil-menengah, seakan-akan dihalangi untuk berkembang.
“Banyak unek-unek untuk (contohnya) di PT Virtue Dragon, di PT Vale Indonesia, di PT Antam, segala macam yang sepertinya tidak maksimal memberdayakan kontraktor setempat,” kata Adian dalam rapat dengar usulan (RDP) bareng Dirjen Minerba ESDM dan Dirjen Ilmate Kemenperin, Rabu, (10/11).
Aktivis ’98 ini juga menyebut aspek lain dari ketidakberkembangan kontraktor lokal tersebut. Menurutnya, kontraktor setempat selalu diintervensi oleh orang tengah atau makelar dalam setiap kegiatan penambangan mirip dalam hal perdagangan dan perekrutan tenaga kerja.
“Kemudian senantiasa ada middlemen, untuk bekerja (misalnya) di Virtue dia tidak mampu pribadi ke Virtue, senantiasa ada orang tengahnya. Kaprikornus seperti langsung. Jadi bila misalnya orang menjual sesuatu bahan baku contohnya, batu kapur misalnya ke Virtue ia tidak mampu berakses eksklusif ke Virtu dia mesti make Middlemen,” jelasnya.
Adian berharap pemerintah mampu mengendalikan para middlemen supaya kontraktor setempat mampu leluasa dan mampu menunjukkan langsung hasil tambangnya ke perusahaan-perusahaan, sehingga pendapatan mereka tidak dicomot makelar.
”Kaprikornus laba si penambang setempat ini terpotong lagi sekian dollar untuk biaya si middlemen ini. Middlemen ini tidak mempunyai apa-apa selain jejaring politik, jejaring terhadap pengambil keputusan di perusahaan,” paparnya.
“Nah bisa gak yang begini-begini ini kita potong agar ia kontraktor yang hanya kapasitas Rp 500 juta, boleh berakses langsung. Tidak keuntungan kecil itu diiris lagi diiris lagi untuk membiayai orang-orang tengah mirip ini. Saya berharap ada keberpihakan penanam modal-penanam modal besar ini untuk care terhadap kontraktor-kontraktor setempat ini,” lanjutnya.
Pemberian susukan pribadi ke perusahaan, kata Adian, yaitu salah satu solusi dari persoalan yang selama ini membuat mandeg kontraktor lokal yang lazimnya dibenturkan dengan kepentingan politik lokal.
“Salah satunya saya pikir biarkan mereka berakses pribadi daripada perusahaan, tidak butuhdihalang-halangi untuk kepentingan politik lokal. Saya minta dengan hormat bukalah saluran untuk mereka, biarkan mereka berkompetisi sama seperti kalian,” tandasnya.