Jakarta,TAMBANG, Di tengah pandemi covid-19 yang menyebabkan pelemahan industri manufaktur yang berimbas pada menurunya konsumsi listrik. Konsumsi kerikil bara juga ikut menurun. Dalan suasana ini menurut Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan perumusan taktik yang konkret dalam memajukan jual beli watu bara dunia, termasuk Indonesia.

Hal ini penting untuk dapat meningkatkan ekonomi dunia. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang melemahkan industri manufaktur dunia dan mempunyai pengaruh pada kebutuhan materi baku dan penunjang industri, seperti energi listrik yang berasal dari watu bara.

“Karantina wilayah (lockdown) yang dilaksanakan sebagian besar negara balasan pandemi Covid-19 sudah melemahkan industri manufaktur dunia. Kondisi ini mempunyai dampak pada penurunan keperluan bahan baku dan pendukung industri, mirip energi listrik yang berasal dari batu bara. Untuk itulah dibutuhkan berbagai seni manajemen kasatmata dan solid dari aneka macam pihak terkait untuk menghidupkan perdagangan kerikil bara dunia,” ujar Mendag Agus dikala menjadi pembicara kunci dalam Mendag Agus ketika menjadi pembicara kunci dalam Coaltrans Asia 2020 Virtual Conference.

Mendag Agus menegaskan bahwa batu bara ialah produk strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data International Energy Agency Coal Information (2020), pada 2019 Indonesia tercatat selaku produsen batu bara terbesar ke-4 dengan jumlah produksi sebesar 616 juta ton. Posisi tersebut di bawah Tiongkok (3.693 juta ton), India (769 juta ton), dan Amerika Serikat (640 juta ton). Selain itu, Indonesia tercatat sebagai eksportir ke-2 terbesar di dunia dengan pangsa pasar 18,14 persen, sesudah Australia (37,23 persen).

Tren ekspor kerikil bara Indonesia di pasar global mengalami peningkatan yang kasatmata sebesar 11,77 persen pada masa lima tahun terakhir (2015—2019). Namun, pada Januari—September 2020 nilai ekspor tersebut menurun 25,45 persen dibandingkan kurun yang serupa tahun sebelumnya menjadi sebesar USD 12,30 milar.

Negara tujuan ekspor batu bara Indonesia pada periode Januari—September 2020 adalah Tiongkok (27,47 persen), India (19,89 persen), Jepang (10,75 persen), Malaysia (7,98 persen), dan Filipina (7,64 persen).

Mendag juga memaparkan sejumlah langkah strategis juga telah dijalankan Kementerian Perdagangan dalam mendorong ekspor kerikil bara. Salah satunya, dengan mempublikasikan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 95 Tahun 2018 ihwal Ketentuan Ekspor Batu Bara dan Produk Batu Bara.

“Permendag Nomor 95 Tahun 2020 diterbitkan selaku upaya mempertahankan keseimbangan dan keberlangsungan ekspor batu bara dan produk watu bara. Dengan kebijakan tersebut, ekspor watu bara difokuskan pada produk hilir dan bernilai tambah,” pungkas Mendag Agus.

Langkah yang lain melalui penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 65 Tahun 2020 perihal Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut Nasional dan Asuransi Nasional Untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu sebagai upaya membuatkan tata cara logistik nasional.

“Dengan kebijakan tersebut, Kementerian Perdagangan telah mengharuskan penggunaan asuransi serta angkutan laut nasional untuk ekspor kerikil bara dan minyak kelapa sawit serta untuk impor beras di Indonesia. Tujuannya yakni untuk memajukan daya saing ekspor sekaligus menjaga neraca perdagangan barang dan jasa,” imbuh Mendag.

Sesuai kebijakan Presiden RI, pengelolaan jumlah dan jenis bikinan watu bara ditetapkan pemerintah. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 dan turut dikelola dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2018 ihwal Eksploitasi Pertambangan Mineral dan Batu Bara serta Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2020 ihwal Harga Acuan Mineral dan Batu Bara.

Selain itu, Mendag menekankan sejumlah kelebihan produk watu bara yang dihasilkan Indonesia. “Kekuatan batu bara Indonesia ialah ramah lingkungan dan rata-rata kalori yang dihasilkan serta kadar sulfurnya lebih rendah. Sehingga, kerikil bara asal Indonesia sungguh berkualitas dan kondusif dipakai selaku materi bakar pembangkit listrik,” terperinci Mendag.

Mendag juga menunjukkan apresiasi kepada APBI sebagai penyelengara pertemuan virtual ini. “Diharapkan pertemuan ini mampu merumuskan sejumlah taktik yang mampu mendorong perdagangan watu bara dunia sekaligus memajukan ekonomi Indonesia,” pungkas Mendag.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?