JAKARTA, TAMBANG- Pemerintah tengah melaksanakan langkah cepat untuk mengatasi problem suplai batubara dan Liquefied Natural Gas (LNG) sebagai sumber energi dalam mendukung pasokan listrik nasional jangka panjang.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan bahwa untuk mendukung hal tersebut salah satunya dengan memodernisasi tata cara logistik dan infrastruktur. Karena itu, kedepan pemerintah bakal mengutamakan keperluan energi nasional demi menunjang kelancaran pembangunan. Sehingga kapasitas Indonesia sebagai negara penghasil sumber daya alam juga, kata Erick, tidak mengalami ketidakpastian keperluan energi.

“Para menteri yang terkait suplai batubara dan LNG untuk mendukung pasokan listrik nasional eksklusif membagi tugas. Kami di Kementerian BUMN akan memperbaiki kontrak jangka panjang keperluan suplai sesuai dengan rapat bersama Kejaksaan Agung dan BPKP. Intinya, keperluan energi dalam negeri akan jauh lebih diprioritaskan demi kelangsungan pembangunan,” kata Erick di Jakarta, Selasa (4/12).

Hal tersebut diungkapkan sesaat setelah dirinya menggelar rapat dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri Perdagangan, Menteri Perhubungan, Kejaksaan Agung, dan BPKP, Senin (2/1) malam.

Pertemuan antara Kementerian dan Lembaga Pemerintah tersebut dikerjakan usai Presiden RI, Joko Widodo memperlihatkan pengarahan terkait prioritas untuk mendahulukan pemenuhan keperluan energi dalam negeri sebelum melakukan ekspor.

“Selain itu, kami juga akan memperbaiki tata cara logistik dan infrastuktur untuk memutuskan kebutuhan kerikil bara dalam negeri tercukupi. Dan sesuai arahan Presiden yang telah menekankan akad bareng jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk menggantikan batu bara dengan energi baru terbarukan, maka kami juga sudah merencanakan road map pengembangan ekonomi hijau dan transisi energi serta renewable energy sehingga kita secepatnya memiliki energi gres terbarukan,” tambahnya.

Menurut Kementerian ESDM, target bikinan kerikil bara di 2022 akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Proyeksi target produksi 2022 berada di kisaran 637 juta hingga 664 juta ton, sedangkan target produksi watu bara 2021 mencapai 625 juta ton.

Sementara itu, kebutuhan kerikil bara dalam negeri diprediksi juga berkembangdi tahun 2022 dengan 190 juta ton. Angka tersebut meningkat dibandingkan kuota DMO tahun ini yang mencapai 137,5 juta ton.

Data Kementerian ESDM juga mengungkapkan bahwa fenomena alam, seperti Badai La Nina yang menerjang Pulau Kalimantan pada November kemudian sehingga meningkatkan curah hujan tinggi mengakibatkan realisasi bikinan kerikil bara hingga awal Desember meraih 560 juta ton atau sekitar 89,6% dari target. Sementara itu, absorpsi watu bara dalam negeri sampai awal Desember pun baru menyentuh 121,3 juta ton, atau sekitar 88,2% dari sasaran DMO.

Dalam rapat lintas kementerian itu, juga disepakati bahwa Menteri ESDM akan mengeluarkan perubahan DMO yang bisa direview perbulan dan yang tidak menepati sesuai perjanjian akan dipenalti tinggi bahkan dicabut ijinnya.

“Lalu kami tetap mendukung pengembangan ekspor bersama Menteri Perdagangan sebagai pemasukan devisa negara dengan mengkalkulasi berapa keperluan dalam negeri. Sedangkan dengan Menteri Perhubungan akan dilakukan sinergi dengan para pihak untuk mengatasi logistik,” ujarnya.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?