Jakarta,TAMBANG,- Perusahaan tambang emas papan atas Newcrest Mining mengaku optimis memandang tahun 2022. “Kami telah mengambil langkah maju yang besar dalam jadwal kemajuan menguntungkan kami selama paruh pertama tahun 2022. Kedalaman dan mutu portofolio perkembangan organik global kami ditunjukkan melalui pengumuman temuan Cadia PC1-2, Red Chris block cave, Studi kelayakan Haverion Tahap 1 dan Lihir Tahap 14A,” jelas Sandeep Biswas MD dan CEO Newcrest Mining.
Sandeep menyebutkan masing-masing studi menawarkan tingkat pengembalian yang sangat bagus. Perusahaan pun telah memproyeksikan kemajuan material dalam margin operasi dan arus kas selama dekade berikutnya.
Nilai lebih lainnya berbentuklangkah merger dan akuisisi strategis dan bernilai tambah telah menjadi fitur pertumbuhan Newcrest dalam beberapa tahun terakhir. “Kami juga menantikan untuk menuntaskan transaksi Pretium Resources (Pretivm) di kuartal ini dan menambahkan tambang kelas dunia Brucejack ke dalam portofolio aset perusahaan yang tak tertandingi,”tandas Sandeep.
Dijelaskan di sana bahwa masuknya Brucejack akan mendorong kenaikan material dalam sumber daya mineral, cadangan bijih, buatan emas tahunan dan arus kas. Juga mengembangkan kualitas portofolio perusahaan selama di tahun-tahun yang akan tiba.
“Kami akan mempunyai eksposur ke enam tubuh bijih Tier 1, lima di antaranya akan beroperasi dan dengan senang hati, kami akan terus mempertahankan kelebihan umur cadangan yang panjang dibandingkan dengan rekan-rekan kami.”lanjut Sandeep.
Untuk dikenali, Newcrest sudah mengambilalih Pretivm senilai USD$2,8 miliar tahun lalu. Perusahaan ini terdaftar di TSX dan NYSE. Lokasi tambang Brucejack berjarak 140 km dari tambang Red Chris Newcrest, di British Columbia.
Brucejack mulai produksi komersial pada pertengahan 2017, dan merupakan salah satu tambang emas kelas tertinggi di dunia. Laporan teknis tahun 2020 memperkirakan produksi emas sebesar 311.000 oz/tahun, dengan ongkos berkesinambungan keseluruhan sebesar USD743/oz. Umur tambangnya diproyeksikan selama 13 tahun. Pada tahun 2021, tambang tersebut diperkirakan akan menghasilkan antara 325.000 oz dan 365.000 oz emas.
“Transaksi ini akan memungkinkan Newcrest untuk berkembang di salah satu distrik emas premium di dunia dan memajukan produksi kami menjadi lebih dari dua juta ons emas per tahun sampai setidaknya 2030. Kami percaya bahwa umur panjang kami, bikinan margin tinggi akan disampaikan dengan ongkos berkelanjutan yang sungguh kompetitif,” ungkap Sandeep.
Perusahaan yang sebelumnya memiliki saham di PT Nusa Halmahera Minerals ini menyebutkan kesempatan komoditas tambangnya berpengaruh dan memiliki potensi untuk lebih meningkatkan profil produksi emas dan tembaga dari tambang terbuka dan tambang bawah tanah.
“Kami juga sudah menyebarkan rencana untuk memperluas Cadia selama kurun tersebut, Red Chris dan Havieron untuk terus memperlihatkan hasil pengeboran yang luar biasa, dan kami sudah bekerja dengan tim Pretivm untuk mendorong nilai pemegang saham lebih lanjut di Brucejack,”lanjut Sandeep.
Meski diparuh pertama tahun ini masih akan sulit tetapi perusahaan optimis paruh kedua akan lebih baik. “Menyusul awal yang solid untuk tahun keuangan, Newcrest berada di posisi yang tepat untuk memperlihatkan paruh kedua yang berpengaruh, untuk terus mengejar pertumbuhan yang menguntungkan, dan untuk mengembangkan planning Penempaan Newcrest yang bahkan lebih besar lengan berkuasa,” lanjut Sandeep.
Kinerja Paruh Kedua 2021
Dalam enam bulan hingga Desember 2022 kinerja buatan emas perseroan turun 20% dibanding masa yang serupa tahun lalu. Dalam paruh kedua di tahun 2021, perseroan sukses memproduksi emas sebanyak 832.298 oz.
Catatan yang sama juga terjadi pada komoditi tembaga yang juga turun 27% menjadi 50.945 ton. Ini menciptakan pemasukan perusahaan pun turun 21% menjadi USD$1,7 miliar. Sementara keuntungan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi mencapai USD740 juta. Artinya turun 35% pada masa yang serupa sebelumnya.
Dalam penjelasannya disebutkan bahwa volume penjualan emas dan tembaga perseroan di paruh kedua 2021 lebih rendah karena produksi yang turun. Selain itu harga emas juga mengalami koreksi. Sementara ongkos kirim konsentrat lebih tinggi. Ditambah lagi denga biaya operasional yang lebih tinggi sebab penguatan USD terhadap AUSD. Beruntung kenaikan biaya operasional perusahaan diimbangi oleh harga termbaga yang menguat, beban pajak penghasilan yang lebih rendah alasannya adalah turunnya profitabilitas perusahaan pada abad berjalan.