Jakarta, TAMBANG – Perusahaan jasa logistik kerikil bara terintegrasi, PT RMK Energy (RMKE) mencatatkan perkembangan kinerja keuangan dan operasional yang konkret sepanjang kuartal I 2022.
Pada kala ini, RMKE bisa mencatat pemasukan bersih sebesar Rp 413,54 miliar, naik dua kali lipat atau sebesar 151 persen dibanding era sama tahun lalu yang hanya Rp 164,95 miliar.
Laba higienis perseroan pada kuartal I ini juga naik menjadi Rp 38,64 miliar atau berkembang 64 persen, sementara tahun lalu di kurun sama hanya meraih Rp 23,61 miliar.
Direktur Utama PT RMKE, Tony Saputra memberikan bahwa prestasi ini ditopang oleh dua lini bisnis perseroan yaitu pemasaran kerikil bara dan jasa logistik kerikil bara. Pendapatan perjuangan hasil pemasaran watu bara tercatat sebesar Rp 309,85 miliar, naik sebesar 282 persen dibanding sebelumnya yang sebesar Rp 81,20 miliar.
Sementara, pemasukan dari usaha jasa logistik batu bara mencapai Rp 103,69 miliar, mengalami peningkatan sebesar 24 persen dibanding realisasi tahun sebelumnya adalah Rp 83,75 miliar.
“Harga batu bara yang sangat bagus sepanjang kuartal I 2022 berkontribusi signifikan kepada kinerja kami, meskipun pemerintah sempat melarang ekspor batu bara pada Januari lalu, ungkap Tony dalam keterangannya, dikutip Jumat (3/6).
RMKE menyediakan jasa angkutan batu bara terintegrasi melalui jalur kereta dari kabupaten penghasil kerikil bara di lahat dan Muara Enim, Sumatera Selatan yang bersinergi dengan PT KAI. Selain itu, RMKE juga mengerjakan bisnis trading watu bara lewat salah satu anak bisnisnya, PT Royaltama Multi Komoditi Nusantara (RMKN).
Mulai awal tahun ini, tambang batu bara milik PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE), salah satu anak usaha perseroan, telah mulai beroperasi yang juga dibarengi dengan mulai beroperasinya Train Loading System (TLS), akomodasi muat watu bara yang berlokasi di Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim. TLS ini berlokasi di dalam konsesi IUP TBBE.
Hingga kuartal I 2022, TBBE mencatatkan produksi kerikil bara sebesar 178,516 ton yang akan diangkut memakai kereta lewat TLS menuju stasiun bongkar Simpang di Palembang. TBBE memproduksi batu bara dengan mutu batu bara 3.200/kcal/kg (GAR) untuk pemasaran dalam negeri dan ekspor.
“Dengan dimulainya operasi buatan TBBE semenjak awal tahun ini diperlukan dapat semakin mengembangkan kesempatanpertumbuhan perseroan ke depan, ujat Tony.
Hingga ketika ini, TLS Gunung Megang beroperasi untuk mendukung pengangkutan kerikil bara TBBE menuju stasiun bongkar Simpang. Namun, Perseroan membuka potensi bagi produsen watu bara lain di kawasan Muara Enim dan sekitarnya untuk memanfaatkan TLS ini.