Jakarta,TAMBANG, Kementrian ESDM lewat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menandatangani nota kesepahaman dengan Gereja Nasrani Keuskupan Ruteng. Kesepakatan ini terkait kolaborasi solusi komprehensif kepada duduk perkara-duduk perkara sosial yang timbul dalam rencana eksplorasi geothermal di Wae Sano, Manggarai Barat.

Penandatanganan Nota Kesepahaman dikerjakan secara eksklusif oleh Direktur Jenderal EBTKE F.X Sutijastoto dan perwakilan Gereja Nasrani Keuskupan Ruteng Mgr. Siprianus Hormat di Ruteng, Pekan kemudian.

Kerja sama ini menjadi wujud janji bareng dalam upaya menyikapi kecemasan dan keberatan sebagian penduduk lokal kepada rencana proyek eksplorasi panas bumi di Wae Sano.

“Nota Kesepahaman ini disusun untuk menjadi payung kerja sama, guna menjawab keresahan masyarakat setempat sekaligus mencari versi pembangunan panas bumi yang mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan warga setempat serta memajukan kemakmuran hidup penduduk ,” ujar Sutijastoto.

Ia pun mengapresiasi Uskup dan Gereja Katholik Keuskupan Ruteng yang ikut bareng dengan Pemerintah mencari penyelesaian komprehensif atas solusi permasalahan panas bumi Wae Sano.

“Terima kasih atas dialog dan kolaborasi yang aman dan penuh persaudaraan untuk menemukan penyelesaian demi kesejahteraan masyarakat dan kesuksesan pembangunan bangsa. Betapa perlu kolaborasi mirip ini untuk solusi dilema secara komprehensif sehingga pada gilirannya dapat diambil keputusan yang tepat, yang menjamin prinsip-prinsip pembangunan yang berkeadilan, berkesinambungan, dan menghargai martabat manusia,” tandas pria yang biasa disapa Toto.

Sebagaimana diketahui, acuan kerja sama dialogal dan konstruktif antara Dirjen EBTKE dengan Lembaga Keagamaan yang disepakati tersebut yaitu yang pertama kali dibuat untuk proyek sejenis dan dibutuhkan dapat menjadi versi kedepannya.

Sementara Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus mengungkapkan bahwa sebelumnya ada kekhawatiran penduduk proyek tersebut dapat membahayakan keselamatan dan merusak ruang kehidupan mereka. Ditakutkan akan menimbulkan kerusakan pada tanah, lahan pertanian, air, dan danau Wae Sano beserta ekosistemnya. Rencana proyek tersebut juga mengakibatkan ketegangan sosial di kalangan masyarakat lokal.

Ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya terhadap Pemerintah Pusat yang telah menanggapi dengan serius istilah isi hati kecemasan masyarakat Wae Sano terhadap planning eksplorasi panas bumi.

Ia pun berterima kasih atas dialog dari hati ke hati, kunjungan kehormatan, akad yang mendalam bagi kemakmuran penduduk , kemitraan yang positif dan konstruktif antara Pemerintah dan Gereja. Hal ini ialah hal-hal yang sangat berguna dan dibutuhkan mampu menjadi model kerja sama dalam membangun kemakmuran masyarakat di wilayah tersebut.

“Keuskupan Ruteng berkomitmen dengan teguh dan tulus untuk menolong Pemerintah dan masyarakat mendapatkan penyelesaian komprehensif terhadap problem geothermal di Wae Sano. Sehingga menenteng faedah bagi semua pihak. Gereja berharap semoga seluruh proses pembangunan hendaknya berpola dialogal-partisipatif dengan melibatkan masyarakat secara lapang dada dan jujur dalam proses yang transparan, obyektif dan rasional dan bertujuan untukmemperbaiki kesejahteraan hidup mereka,” pungkasnya.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?