Jakarta,TAMBANG. Pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam penyediaan listrik. Salah satu yang dilaksanakan yakni co-firing yaitu pemanfaatan bahan bakar dari biomassa dan sampah untuk pembangkit listrik lewat substitusi bahan bakar batu bara.

Co-firing ini sedang dilaksanakan uji coba di PLTU Ropa, Flores dan di PLTU Bolok Kupang. Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menerangkan uji coba co-firing telah dikerjakan di berbagai PLTU di Indonesia dengan substitusi bimassa sebesar 1 sampai 10 persen.

“Kabar baik kembali tiba kali ini dari PLTU Ropa, Flores yang sudah sukses melakukan uji coba 10 persen biomass yang diperoleh dari TOSS (Tempat Olahan Sampah Setempat). Sementara untuk PLTU Bolok, co-firing memakai 5 persen biomass yang berasal dari Woodchips (cacahan kayu),” terperinci Agung di Jakarta, Sabtu (3/10).

Agung mengungkapkan tata cara co-firing ini tercantum dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019 – 2038. Di sana disebutkan bahwa roadmap konservasi energi untuk kegiatan penyediaan energi salah satunya mencakup acara kenaikan efisiensi energi pada pemakaian sendiri dan co-firing.

“Co-firing menjadi salah satu rencana Pemerintah dalam memaksimalkan energi terbarukan dalam mendorong target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025,” lanjut Agung.

Pada keterangan tertulis PLN, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, Agung Murdifi menerangkan bahwa acara co-firing ialah bab dari semangat pilar “green” dalam transformasi PLN. Co-firing ialah suatu teknologi substitusi batubara dengan energi terbarukan pada rasio tertentu yang tetap memperhatikan mutu materi bakar sesuai spesifikasi teknis.

“Kami terus mendorong penggunaan EBT, demi menawarkan listrik yang ramah lingkungan dan berkesinambungan,” tutur Agung.

Bahan baku biomass ini dapat berasal dari olahan sampah, ranting pohon, daun, sekam padi, serbuk gergaji dan rumput yang diproses memakai sistem (biodrying). Proses selanjutnya bahan baku dimasak menjadi pelet mirip yang digunakan di PLTU Ropa atau menjadi Woodchips seperti yang dipakai di PLTU Bolok.

Uji coba co-firing untuk PLTU Ropa telah dilakukan pada 14-15 September 2020 dan PLTU Bolok pada 28-30 September 2020 dengan hasil proses pembakaran sempurna dan karakteristiknya seperti dengan batubara yang digunakan di PLTU tersebut. Keberhasilan ujicoba co-firing di PLTU Ropa, tampakdari parameter menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan penggunaan 100 persen batubara dengan pencampuran biomasa.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?