Pabrik pembuatan feronikel milik PT Ceria Nugraha Indotama memasuki fase pemancangan tiang atau groundbreaking. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar bareng Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafruddin secara resmi melaksanakan pemancangan smelter tersebut di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Smelter Ceria Nugraha diproyeksikan bakal menghasilkan feronikel sebanyak 230.000 ton dengan kadar nikel 22-24 persen per tahun, dengan kapasitas input bijih nikel hingga 5 juta ton.

Terkait teknologi,  Ceria Nugraha mengadopsi teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF), dengan kebutuhan listrik meraih 350 megawatt.

Menurut Arcandra, dengan beroperasinya pabrik tersebut, nantinya negara akan menerima nilai tambah dari kenaikan pengolahan mineral mentah.

“Sesuai dengan amanat undang-undang, kita ingin semoga nikel ini mampu kita olah (di dalam negeri) dan memperpanjang rantai pengolahannya sehingga mampu menghasilkan nilai tambah. Agar mampu menciptakan imbas yang lebih besar dari sekedar menjual raw material”  Ujarnya ketika menyampaikan sambutan dalam agenda tersebut, Sabtu (15/6).

Pada potensi yang sama, Direktur Utama Ceria Nugraha, Derian Sakmiwata menyampaikan, pembangunan pabrik ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada simpulan tahun 2021 mendatang. Proyek tersebut ditaksir akan menelan ongkos sampai Rp 14,4 triliun.

“Pembangunan infrastruktur utama dan penunjang final pada Desember tahun 2021, dengan total nilai investasi sebesar Rp14,4 triliun,” ungkapnya.

Dalam Proses konstruksi, Ceria Nugraha melibatkan dua kontraktor asal Tiongkok, adalah WISDRI Engineering and Research Incorporation Limited, dan China ENFI Engineering Corporation. Keduanya memegang pengembangan pembangkit listrik serta fasilitas pendukung di lokasi smelter.

“Mereka mempunyai kesanggupan teknis dan pengalaman,” beber Derian kepada tambang.co.id sementara waktu lalu.

Sebelumnya, WISDRI Engineering pernah menangani proyek serupa di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah. Sedangkan China ENFI merupakan perusahaan yang punya portofolio membangun smelter dengan teknologi RKEF di Myanmar.

Untuk dimengerti, peresmian pemancangan tiang tersebut turut didatangi oleh Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, Bupati Kolaka, Ahmad Syafei, Sekretaris Jenderal KESDM, Ego Syahrial, Inspektur Jenderal Kementerian ESDM, Akhmad Syakhroza dan jajaran abdnegara Pemda.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?