Jakarta,TAMBANG, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah mengeluarkan Peraturan Menteri KLH No 20/2017 terkait baku mutu emisi gas buang untuk kendaraan bermotor. Beleid ini mendorong untuk semenjak 2018 bahan bakar dengan RON rendah mirip Premium mulai di minimalisir penggunaanya secara sedikit demi sedikit sampai tahun 2021. Agar hal ini bisa terwujud kerjasama semua pihak termasuk pemerintah tempat sungguh diharapkan.

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan. “Saya kira pemerintah daerah memiliki tugas penting terkait program ini. Pertamina cuma melakukan penugasan yang diberikan Pemerintah dan juga undangan dari pemerintah kawasan. Jika pemerintah pusat maupun pemda meminta kepada Pertamina untuk tidak menyalurkan Premium, maka Pertamina akan mengikuti.” ujar Mamit dalam keterangan tertulisnya, Jum’at (10/7/2020).

Beberapa wilayah di Jawa seperti Magetan, Wonogiri, dan Sukoharjo lanjut Mamit telah bebas dari Premium. “Pemerintah kawasan sendiri yang bahkan mengirimkan surat terhadap Pertamina untuk tidak menyalurkan BBM RON 88 Premium ini. Akan sangat manis jika disertai oleh Pemda lain secara sedikit demi sedikit sehingga acara Langit Biru ini bisa berlangsung.”papar Mamit.

Sebagai contoh, Jakarta ketika ini tidak kurang dari 13 juta unit sepeda motor dan lebih dari enam juta unit roda empat di miliki warga Jakarta. Saban hari tidak kurang dari 25 juta perjalanan melintasi kota Jakarta.”Saya kira,dengan keadaan tersebut alangkah baiknya jika Jakarta menghapuskan BBM mirip Premium atau BBM yang lain yang kandungan sulfur lebih dari 500 ppm.”ujar Mamit kembali.

Di sisi lain, menurut Mamit Pertamina diharapakan terus melaksanakan edukasi terhadap masyarakat biar menggunakan BBM Ramah Lingkungan dengan berbagai macam promo yang dilakukan mirip di Bali. Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di 50 titik SPBU di Denpasar, Bali turun menjadi Rp 6.450/liter dari sebelumnya Rp 7.650. Penurunan harga ini ialah promo berjulukan Langit Biru yang dikerjakan Pertamina sejak 5 Juli hingga 31 Agustus 2020.

”Saya sungguh mengapresiasi program ini dimana harga Pertalite sama dengan harga Premium. Melalui program ini dibutuhkan ke depannya masyarakat bisa beralih menggunakan BBM dengan RON lebih tinggi. Program yang sudah baik ini semoga mampu dilaksanakan di daerah lain sehingga edukasi yang diberikan mampu lebih luas lagi.”terperinci Mamit.

Berdasarkan data Pertamina, konsumsi BBM hingga dari Januari 2020 dengan 24 Juni 2020, nasional penggunaan Premium tidak sebesar pengguna Pertalite saat ini. Untuk Pertalite konsumsi meraih 56.9%, Premium 30.8%, Pertamax 11.6% dan Pertamax Turbo 0.6%. Menariknya lagi, untuk daerah JAMALI konsumsi Pertalite meraih 65%, Premium 18.4%, Pertamax 15.8% dan Pertamax Turbo 0.8%.

”Melihat data konsumsi tersebut, harusnya untuk daerah JAMALI sudah siap untuk menghapus peredaran Premium.”pungkas Mamit.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?