Jakarta,TAMBANG, Keterbatasan dan kesusahan di tengah pandemi Covid-19 tidak menjadi penghalang untuk terus berkreasi. Hal ini yang dikerjakan Kelompok Tuli Gresik (Kotugres) binaan PT Pertamina Gas (Pertagas). Perusahaan terafiliasi PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melakukan rangkaian pembinaan rancangan fesyen dan bisnis secara daring bersama forum pendidikan mode ESMOD Jakarta. Senin (20/1).
Para guru dari ESMOD Jakarta bisa memberikan bahan dengan baik terhadap anggota Kotugres lewat daring dengan dibantu penerjemah bahasa instruksi. “Sangat challenging bagi kami. Ini yang pertama kali, tapi bersyukur selalu ada penyelesaian untuk mengatasi hambatan yang ada,” jelas Supervisor Sales Ambassador Esmod Jakarta Theresia Nastiti.
Berdasarkan hasil diskusi dengan internal ESMOD, UPT Resources Centre Gresik sebagaipembina Kotugres, pelatihan daring ini melibatkan dua penerjemah bahasa aba-aba. Satu dari sisi Kotugres dan satu lagi dari segi ESMOD Jakarta. “Biar saling melengkapi,” lanjut Theresia.
ESMOD, lanjut Theresia, bersyukur pihak Pertagas memberi kesempatan terhadap perusahaannya untuk ikut serta berkontrubisi dalam pengembangan kesanggupan diri anggota Kotugres. “Ini sekaligus menjadi tantangan bagi kami untuk bisa membuat training di bidang fashion kepada semua kelompok, termasuk teman-sobat difabel,” ujarnya.
Ke depan, ESMOD juga akan menyusun beberapa modul training untuk anggota Kotugres dalam bentuk video panduan sehingga lebih gampang dipelajari ulang.
Pelatihan awal dengan ESMOD Jakarta ini dibarengi enam anggota Kotugres yang memang mempunyai minat di bidang rancangan fesyen dan bisnis mode. Adapun jumlah anggota Kotugres seluruhnya ialah 26 orang. Beberapa di antaranya memiliki minat berusaha di bidang masakan.
Rosi, salah satu anggota Kotugres yang ikut pelatihan dengan ESMOD mengaku pengalaman diskusi daring adalah yang pertama dialaminya. “Saya bergairahingin mencar ilmu teladan, punya merek baju sendiri,” ungkapnya dengan menggunakan bahasa instruksi.
Didampingi kedua orangtuganya, Alfa, anggota yang lain mengaku ingin meningkatkan keahlian di bidang fesyen. Saat ini, kata Alfa dengan bahasa aba-aba, dirinya telah bisa memproduksi baju kemeja sampai celana. Namun, dia ingin belajar lebih jauh perihal bagaimana menciptakan jas yang baik. “Ingin buat jas,” tuturnya.
Innik Hikmatin, Kepala UPT RC Gresik, yang menjadi Pembina Kotugres, bersyukur training daring dengan anggota Kotugres mampu berlangsung dengan baik. “Kami terus berupaya menggali potensi perserta yang ada. Ini ialah transisi dari UPT RC Gresik untuk penyiapan bekal kemandirian para penyandang difabel tuli biar mereka siap mandiri,” katanya.
Selain mengikuti pembinaan melalui daring dan modul video bimbingan, ke depan Kotugres juga akan mendapatkan beberapa training tatap muka dengan jago dari ESMOD Jakarta. Tentunya, tetap dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
Zainal Abidin, Manager Communication Relations & CSR Pertagas, mengaku besar hati Pertagas bersama dengan ESMOD Jakarta bersama-sama dengan Kotugres sudah merumuskan modul training yang bisa menjadi cara baru di kurun kenormalan gres. “Bahkan ke depan, tidak menutup kemungkinan rancangan ini mampu ditularkan ke golongan difabel tuli lain yang ingin berguru fashion,” ungkapnya.
Untuk diketahui Kotugres bangkit pada 24 Mei 2019 dengan 30 anggota difabel tuli. Pertagas membantu Kortugres dengan tiga alasan, adalah adanya keterbatasan ekonomi alasannya difabel Kotugres masih usia produktif. Selain itu, adanya ketidakpercayaaan diri balasan kekurangan keterampilan dan stigma di masyarkat serta peluang kerja yang terbatas.