Jakarta, TAMBANG – Pertamina Foundation mengadakan kompetisi proyek penemuan EBT yang ialah bagian dari Kompetisi Sobat Bumi 2020. Agenda tersebut berhubungan dengan PT Pertamina (Persero), dalam rangka mendukung tercapainya acara Indonesia Mandiri Energi 2035. 

Pemenang dari proyek inovasi EBT akan menerima peluang untuk mengimplementasikan ilham inovasinya bersama dengan Pertamina Foundation melalui program PFSains.

Program PFSains mempunyai tujuan mengumpulkan hasil riset dan praktik-praktik energi alternatif yang implementatif untuk penyediaan energi di daerah terisolir atau 3T (tertinggal, terdepan dan terluar), serta berusaha menjawab masalah sampah perkotaan untuk penemuan biomassa.  

“Keunggulan sekaligus hal baru yang menantang dari PFsains ialah kompetisi prototype hasil  penelitian para akademisi, praktisi dan penduduk luas yang dapat diimplementasikan untuk menjawab urusan energi daerah terisolir. Nilai lebih diberikan terhadap karya yang mengedepanan muatan lokal alasannya acara PFSains ini mengedepankan prinsip community based research technology.” ujar Agus Mashud Asngari, President Director Pertamina Foundation.

Kompetisi proyek penemuan EBT memiliki nilai strategis mengenang implementasi hasil alhasil akan dipakai untuk memenuhi keperluan energi di daerah terisolisir guna mengembangkan mutu hidup masyarakat. Selain itu, kesempatanalam di Indonesia bisa mendukung berkembangnya inovasi EBT di kawasan terpencil.

“Kami berpikir Indonesia sungguh bisa memajukan bikinan EBT menurut kekayaan alam dan letak geografisnya. Musim kemarau yang cukup panjang memiliki peluang selaku sumber energi solar cell, fatwa air sangat bagus untuk microhidro, sampah organik mampu dijadikan energi biomassa, sisa CPO mampu dijadikan biodiesel, dan masih banyak pola lainnya. Hanya saja, peluangtersebut sampai saat ini masih belum dimasak secara baik. Anugerah diberikan terhadap mereka yang inovatif, memiliki  pandangan baru cemerlang karya anak bangsa yang mungkin memerlukan pendanaan dan panduan sehingga lebih termotivasi melaksanakan observasi lebih mendalam,” pungkas Agus M. Asngari, President Director Pertamina Foundation.

Indonesia memiliki ancaman ketahanan energi secara berkesinambungan bila tidak diantisipasi melalui penemuan EBT. Mengutip dari laporan “Indonesia Energi Outlook 2019” yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam, pada tahun 2018 Indonesia hanya menghasilkan total produksi energi primer berupa minyak bumi, gas bumi, watu bara dan EBT sebesar 411,6 MTOE.

Indonesia masih memerlukan minyak mentah dan BBM impor sebanyak 43,2 MTOE untuk menyanggupi keperluan sektor industri. Permasalahan krisis energi merupakan tanggung jawab setiap umat insan, tidak cuma pemerintah maupun pejabat energi yang lain. Oleh sebab itu, Pertamina dan Pertamina Foundation mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam menangani lemahnya ketahanan energi melalui kompetisi observasi kreatif dan kreatif dalam acara Kompetisi Sobat Bumi.

Tak hanya berkonsentrasi pada penyediaan energi di kawasan terisolir, Pertamina Foundation juga berkomitmen untuk menjawab permasalahan sampah perkotaan dengan rekayasa untuk menjadi sumber energi biomassa. Oleh karena itu, diperlukan observasi yang diusung oleh peserta mampu memberikan penyelesaian nyata yang mampu diimplementasikan di daerah 3T maupun area lingkungan sekitar dan industri.
Kompetisi Sobat Bumi kategori Proyek Inovasi EBT dilakukan bareng Universitas Pertamina, dengan pinjaman dari Direktorat EBT PT.Pertamina (Persero), serta dari Kementerian Ristek dan praktisi energi. 

“Program ini mendapat apresisasi dan dukungan dari Kemenristek. Mulai dari juri yang berkompeten, hingga dengan Piala nantinya yakni Piala Kemenristek 2020. Kerjasama dari banyak sekali stakeholder bidang EBT akan mengakibatkan acara PFsains sukses baik. Harapanya yaitu berangkat dari persaingan nantinya akan timbul prototype dan masuk Riset & Development Pertamina serta mampu menjadi karya dalam skala komersial. Ini yang dipesankan khusus Bapak Menristek, PF mesti mulai berfikir EBT jangka panjang yang dapat dikembangkan secara komersial”, demikian pungkas Agus.

Tahapan Kompetisi Sobat Bumi klasifikasi Proyek Inovasi EBT akan dimulai dengan pengumpulan abstrak ajuan yang mulai dibuka hari ini hingga selesai bulan Juli 2020. Selanjutnya akan dijalankan pengerjaan prototype dalam bentuk aplikasi program serta finalnya yaitu 10 besar peserta yang akan melaksanakan unjuk kreativitas implementasi prototype hasil penelitan. 

Di akhir persaingan akan terpilih tiga karya terbaik yang sekaligus akan menyandang anugerah Duta Energi Pertamina Foundation 2020.Selain persaingan proyek penemuan EBT, Kompetisi Sobat Bumi juga memiliki kategori persaingan teori sains yang menyasar mahasiswa di bidang matematika, biologi, fisika, dan kimia di seluruh universitas di Indonesia.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?