Jakarta, TAMBANG – Pertamina sudah mengimplementasikan sejumlah inisiatif digitalisasi mulai dari sektor hulu hingga hilir. Transformasi digital oleh Pertamina ini berkontribusi besar terhadap nilai tambah perusahaan sebagai ujung tombak energi nasional.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan salah satunya transformasi digital yang dijalankan adalah implementasi aplikasi dalam penjadwalan pemeliharaan kilang yang telah dipraktekkan di Kilang Balongan dan Kilang Dumai. Bahkan ke depan, Pertamina akan memperluas aplikasi ini ke kilang lainnya yaitu Kilang Cilacap, Kilang Plaju dan Kilang Balikpapan.
“Implementasi digitalisasi ini dapat menangkal unplanned shutdown kilang sehingga meningkatkan kehandalan operasional dalam menyanggupi keperluan energi nasional,” kata Fajriyah di Hotel Raffles, Selasa (26/11).
Di luar itu, Pertamina juga sudah melaksanakan enam program utama digitalisasi yakni Loyalty Program, Digital Refinery, Knowlegde Management & Best Practice in Upstream, Digital Procurement, Digitalisasi Korporat dan Digitalisasi SPBU & Terminal BBM.
Di sektor hulu, Pertamina telah melakukan transformasi digital dengan membangun Upstream Cloud dan Big Data Analytic. Hal ini merupakan bab dari meningkatkan secara optimal penggunaan aplikasi Petrotechnical yang tersentralisasi dan terintegrasi.
Sementara di pengolahan, Pertamina tengah menyiapkan predictive maintenance yang terintegrasi melalui adopsi advanced analytics, sehingga menghemat terjadinya unplanned shutdown.
Di hilir, Pertamina terus melanjutkan acara terutama yaitu digitalisasi SPBU & Terminal BBM, sehingga mampu memonitor ketahanan stok dan distribusi BBM secara nasional. Selain itu, dalam proses pengadaan barang dan jasa, Pertamina juga menerapkan Digital Procurement yang diprediksi menawarkan donasi efisiensi terbesar, sekitar Rp 1,5-2 triliun per tahun.
Fajriyah menerangkan, transformasi digital merupakan upaya Pertamina menjawab tantangan bisnis di masa mendatang dan cara Pertamina mengikuti keadaan. Tujuan utama transformasi digital ini yaitu mengembangkan layanan Pertamina baik untuk customer ataupun proses bisnis internal.
Manfaat digitalisasi ini juga diakui oleh Vice President AVEVA South East Asia, Sebastian Ory. Menurutnya digitalisasi membantu mempercepat pengambilan keputusan sehingga operasional menjadi lebih singkat dan efisien.
“Sistem digital yang dipasang di aset-aset Pertamina juga mampu mengoptimalkan jadwal pemeliharaan yang bermaksud menghindari terjadi downtime. Performa keamanan kerja di lapangan juga dapat lebih mudah dipantau melalui sistem digital ini,” katanya.
Ia menambahkan, digitalisasi bisa memperlihatkan banyak sekali laba bagi pelaku industri energi, di antaranya keandalan aset serta mengembangkan efisiensi.