Jakarta, TAMBANG – Pertamina melalui subholding Pertamina New Renewable Energy menginisiasi kenaikan kapasitas terpasang panas bumi, melalui penerapan teknologi Binary dengan membangun Binary Unit untuk menghasilkan potensi pemanis kapasitas listrik sampai 25 Mega Watt (MW).

Hal ini dilaksanakan demi mendorong percepatan kenaikan bauran energi untuk menekan pergantian iklim, penggunaan energi bersih, dan penurunan emisi karbon yang terus digaungkan oleh Task Force Energy, Sustainable & Climate Business 20 (ESC B20).

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menjelaskan Binary Unit merupakan fasilitas yang mempergunakan brine (cairan / air panas bumi) yang diinjeksi kembali ke dalam perut bumi untuk menciptakan listrik, sehingga dapat menambah kapasitas listrik yang dihasilkan.

“Ini yakni salah satu quick win untuk Indonesia mengembangkan bauran energi dari energi baru dan terbarukan. Karena pertama, dari sisi hulu pembangunan Binary Unit ini tidak memerlukan eksplorasi sumur baru, sehingga lebih cepat dan investasinya lebih rendah. Kedua, dari segi konstruksi pembangunannya lebih cepat karena sistemnya modular, sehingga investasinya juga lebih efisien,” ucap Nicke dalam informasi resmi, Rabu (27/4).

Salah satu wilayah kerja geothermal yang sudah menyebarkan binary unit yakni  kawasan Lahendong yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). 

PGE wilayah Lahendong sudah menawarkan donasi yang cukup besar di dalam suplai metode kelistrikan di kawasan Sulawesi Utara, yakni sebesar 20% atau sekitar 120 MW dari 589 MW kapasitas terpasang kawasan tersebut.

“Hal ini sudah melebihi rata-rata daerah lainnya alasannya adalah secara lazim porsi suplai energi baru dan terbarukan rata-rata 12% di dalam sistem kelistrikan,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada Senin, 25 April 2022, di Kantor PGE area Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara.

Kapasitas terpasang di area geothermal PGE di Lahendong ini berasal dari enam Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah dioperasikan. Ke depan, PGE mempunyai planning pengembangan jangka panjang dengan memperbesar dua unit PLTP baru yang masing-masing memiliki estimasi kapasitas 20 MW.

Dengan investasi yang rendah, lanjut Nicke, maka ongkos produksi listrik juga bisa lebih rendah. Semakin besar Binary Unit yang dioperasikan maka pemanis listrik akan semakin besar. Sehingga secara keseluruhan investasi bisa lebih hemat biaya. 

“Kami melihat, Indonesia dengan potensi 28.000 MW di Geothermal ini menjadi satu-satunya renewable energy dengan best load. Artinya, energi dari panas bumi ini senantiasa tersedia dan tidak memerlukan back up mirip energi angin maupun matahari yang bersifat intermiten. Selain itu, binary juga ialah salah satu solusi yang mampu menurunkan tarif listrik dan telah ditentukan ketersediaannya,” ujar Nicke.

Senada dengan Nicke, Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia, Subholding PNRE Pertamina, Dannif Danusaputro mengatakan, Binary Unit di Lahendong Sulawesi Utara ini akan menjadi milestone penerapan teknologi binary yang mau dikembangkan pada  wilayah kerja panas bumi PGE yang lain.

“Ini sungguh manis, kami ingin secepatnya meningkatkan energy mix dari panas bumi dalam sistem kelistrikan, binary ini salah satu terobosannya,” ujar Dannif.

Pertamina selaku pionir pengembangan geothermal di Indonesia yang dilanjutkan oleh PGE,  telah memiliki pengalaman nyaris 40 tahun dalam pengoperasian lapangan panas bumi. 

Saat ini Indonesia berada pada peringkat kedua pengembangan panas bumi di dunia dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.276 MW.  Sekitar 82 persen dari total kapasitas panas bumi yang terpasang di Indonesia, dikontribusi dari Wilayah Kerja PGE  yang terdiri dari 672 MW dioperasikan sendiri dan 1.205 MW dilakukan lewat Kontrak Operasi Bersama, dengan potensi donasi emission avoidance sebesar 9,7 ton CO2 per tahun. 

“Penambahan sebesar 600 MW itu nantinya 200 MW dari Binary Unit dan sisanya dari pengembangan gres,” tambah Direktur Operasi PGE Eko Agung Bramantyo.

Melalui acara energi gres terbarukan ini Pertamina berperan untuk pengembangan transisi energi utamanya dalam menunjang local domestic resources atau sumber daya lokal untuk mendukung roda perekonomian masyarakat sekitar dengan memutuskan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi Pertamina.

Penerapan faktor-aspek ESG ini ialah upaya dalam memberikan nilai tambah serta pemberian Pertamina pada acara pemerintah terkait pemanfaatan energi gres terbarukan yang ramah lingkungan terutama panas bumi.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?