Jakarta, TAMBANG – Setelah menguasai saham lebih banyak didominasi Tuban Petro hingga 51 persen, Pertamina siap mengintegrasikan Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang ialah anak perjuangan Turban Petro dengan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menerangkan, restrukturisasi Tuban Petro merupakan bagian dari kilang Pertamina yang memprioritaskan aspek keleluasaan (flexibility), di mana mode kilang bisa beralih baik mode petrokimia ataupun mogas. Hal ini menciptakan buatan kilang dapat menyesuaikan dengan seruan pada ketika beroperasi.
Kemudian, lanjut Nicke, dengan pasokan materi baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, dibutuhkan juga bisa meningkatkan efisiensi baik segi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal. Dengan demikian dapat menjangkau laba (profitability) yang maksimal. Dengan tingkat profitability yang maksimal, maka proyek-proyek kilang Pertamina bisa menjadi bisnis yang berkesinambungan (sustainability) ke depannya.
“Jadi terperinci bahwa proyek kilang kami yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkesinambungan alasannya mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan didukung integrasi baik sesama kilang maupun infrastruktur Pertamina lainnya,” ujar Nicke dalam informasi resmi, Rabu (15/1).
Nicke menyampaikan, saat ini Pertamina sedang berbagi kilang di enam lokasi, yang pembangunannya diintegrasikan dengan pembangunan pabrik petrokimia. Salah satunya yakni GRR Tuban yang nantinya akan diintegrasikan dengan TPPI, dengan dibangun pipa penghubung sejauh 7 km.
Nicke menambahkan, peluang pasar bisnis petrokimia ketika ini sekitar Rp 40-50 triliun per tahun. Selain itu bisnis petrokimia juga mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.
Dikatakan Nicke, langkah mengintegrasikan kilang TPPI dengan GRR Tuban dikerjakan Pertamina dengan melaksanakan aksi korporasi pembelian saham seri B Tuban Petro senilai Rp 3,2 triliun. Dengan demikian Pertamina dikala ini menguasai saham dominan 51 persen. Dengan menguasai saham lebih banyak didominasi, maka Pertamina mempunyai saham pengendali semoga mampu menyebarkan TPPI.
Nicke menerangkan, mulai tahun 2020 sesuai RKAP, Pertamina akan melakukan peningkatan bikinan aromatik kilang TPPI dari saat ini 46 ribu ton menjadi 55 ribu ton. Dalam jangka panjang, Pertamina juga akan membangun Olefin Center, sehingga nantinya TPPI akan memproduksi petrokimia sebesar 700 ribu ton per tahun.
Pada saat yang sama, megaproyek GRR Tuban nantinya akan memiliki akomodasi produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.205 ktpa, paraxylene 1.317 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.
“Pertamina mempunyai kapasitas dan kompetensi untuk mengembangkan daya saing industri petrokimia nasional. Pertamina siap untuk menghemat ketergantungan impor produk petrokimia melalui pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi,” ujar Nicke.