JAKARTA, TAMBANG- Pertamina berhasil menuntaskan 9 milestone atau tonggak pencapaian besar pada mega proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. Progres RDMP Balikpapan di akhir tahun 2021 ini pun berhasil melampaui target, yang tadinya diproyeksikan 45,54%, namun realisasinya 47%. Capaian ini mencakup 4 bagian utama yakni engineering, procurement, construction, dan commissioning.
“Sebuah pencapaian yang lebih tinggi dari target forecast kami. Melihat progres pengembangan kilang on track, kami optimis proyek RDMP Balikpapan dapat on stream Sesuai sasaran di tahun 2024,” kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dikutip dari informasi resmi, Senin (10/1).
Bersamaan dengan pelaksanaan RDMP Balikpapan, Pertamina juga melakukan ekspansi pembangunan terminal crude oil di Lawe-Lawe di Kabupaten Penajam Paser Utara. Proyek ini meliputi jalur pipa lepas pantai (offshore) dan darat (onshore) sepanjang total 41 km dan dua tangki raksasa dengan total kapasitas 2.000.000 barrel yang akan menjadi komponen penunjang Terminal Lawe-Lawe.
Adapun 9 milestone yang sukses teratasi sepanjang 2021 meliputi: pertama, Delivery 3 Units of Boiler dan pipa Lawe-Lawe pada Februari 2021. Kedua, Delivery Alkylation Reactor pada Maret 2021. Ketiga, Operational Acceptance Relokasi Flare pada April 2021. Keempat Delivery 5 unit Steam Turbine Generator pada Juni 2021.
Di paruh kedua 2021, Pertamina juga sukses menuntaskan 5 milestone yakni, Delivery C3 Splitter dan mechanical completion RFCC Feed Tank (Juli 2021), Delivery RFCC Disengager/Stripper and Regenerator serta pemasangan Alkylation Reactor (Agustus 2021). Alkylation Reactor merupakan bagian penting dalam memproduksi alkylate yang nantinya bisa menghasilkan produk gasoline standar Euro 5.
Pada September 2021, Pertamina sukses melaksanakan commissioning RFCC Feed Tank dan pemasangan Steam Turbin Generator A dilanjutkan dengan Completion Assembly Ringer Crane 2.800 ton serta pemasangan Propane/Propylene Splitter pada Oktober 2021. Pemasangan ‘Column Propane’ atau ‘Propylene Splitter’, sebuah peralatan penting yang berfungsi untuk memisahkan propylene product dari propane product.
Di simpulan tahun 2021, Pertamina berhasil menyelesaikan milestone ke-9 yaitu commissioning RFCC Feed Tank dan pemasangan RFCC 1st Regenerator.
Menurut Nicke, setelah tuntas RDMP Balikpapan secara keseluruhan diproyeksikan mampu menekan defisit neraca migas (current account deficit) hingga 2,65 miliar USD per tahun.
“Defisit neraca migas mampu ditekan lewat substitusi produk impor dengan produk-produk bernilai jual tinggi seperti Gasoline dengan Kualitas EURO V dan juga produk Petrokimia Propylene yang kebutuhannya masih sangat tinggi,” ujarnya.
Nicke menyertakan, janji tinggi Pertamina untuk menekan defisit neraca migas ini ditunjukkan lewat progres proyek yang on track.
RDMP Balikpapan ialah upaya Pertamina untuk meningkatkan kapasitas kilang dari 260 ribu barel menjadi 360 ribu barel. Selain itu, proyek pembangunan infrastruktur terbesar Pertamina ini juga bertujuan untuk meningkatkan kompleksitas kilang dalam memaksimalkan penggunaan materi baku dan menghasilkan produk bermutu tinggi. Sehingga akan meningkatkan ketahanan energi nasional sebagaimana yang diamanatkan kepada perseroan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Melalui RDMP Balikpapan, produk-produk Non-BBM seperti LPG akan naik pesat 48 kilo ton per tahun menjadi 384 kilo ton per tahun. Paralel, produk BBM mirip Gasoline, Diesel dan Avtur juga naik drastis dengan total buatan menjadi 319 ribu barel/hari,” tegasnya.