JAKARTA, TAMBANG – Konflik Rusia dan Ukraina diklaim tak mempengaruhi aktivitas ekspor komoditas PT Timah Tbk yang dijalankan ke beberapa negara eropa. Hanya saja, perseteruan tersebut mengakibatkan keterlambatan pengiriman.

“Keterlambatan sebab aspek perang di pintu-pintu kedatangan menjadikan antrian yang semakin panjang, belum ada dampak pengurangan,” kata Sekretaris Perusahaan PT Timah, Abdullah Umar, di Jakarta, Senin (14/3).

Penjualan logam timah sendiri selama tahun 2021 mencapai 26.602 metrik ton, turun sebesar 52 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 55.782 metrik ton. Meski demikian, keuntungan bersih perusahaan timah milik negara ini mengalami kenaikan yang sangat signifikan ialah meraih Rp1,3 triliun.

“Adanya efisiensi, pengurangan beban hutang dan kinerja perusahaan yang mengalami kenaikan,” ungkap Abdullah.

Di segi lain, melesatnya harga komoditas di pasar internasional juga menjadi sebuah peluang istimewa bagi perseroan karena dengan ongkos produksi yang rendah, perseroan bisa menjual komoditasnya di harga signifikan. “Berharap harga stabil,” imbuhnya.

Sementara itu, penurunan juga terjadi pada sisi bikinan. Selama 2021, PT Timah cuma mampu memproduksi bijih timah sebesar 24.670 ton, turun 38 persen dari tahun 2020 yang mencapai 39.757 ton.

Produksi bijih timah di darat selama tahun 2021 mencapai 11.412 sedangkan di laut mencapai 13.258 ton.

Kendati demikian, Abdullah optimis bahwa di tahun ini perseroan mampu mencapai produksi sesuai target yang telah direncanakan baik yang di maritim maupun yang di darat.

“Baik di laut dan di darat kita bikinan pengen bagus alasannya adalah itu keharusan sesuai persetujuan. Kami percaya 2022 bahwa kita bisa meraih bikinan sesuai sasaran,” ujarnya.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?