Jakarta, TAMBANG – Pemerintah melempar perihal bakal membubarkan PT PLN Batubara (PLN BB). Anak perjuangan PT PLN (Persero) ini dituding selaku kambing hitam atas keadaan krisisi pasokan batu bara ke PLTU.
Padahal faktanya, selama ini PLN BB mendapat kuota pasok ke PLTU cuma 20 persen. Sementara sisanya dipenuhi oleh unit lain.
“Banyak yang mungkin belum tahu, intinya pintu masuk ke PLN bukan hanya PLN BB, mungkin dari namanya jadi seolah pembelian batu bara lewat PLN BB saja. (Kuota) PLN BB 20 persen,” ungkap Sumber tambang.co.id yang mengerti alur pasokan kerikil bara ke PLN, Senin (10/1).
Sedangkan kuota sisanya, sambung Sumber tersebut, dipegang oleh Divisi Batu Bara Direktorat Energi Primer PLN dengan porsi sebesar 70 persen. Divisi ini mempunyai peran yang terpisah dengan PLN BB.
Kemudian, sisanya yang 10 persen terbagi menjadi beberapa pintu, ada yang dipenuhi melalui PT Artha Daya Coalindo untuk PLTU milik PT Indonesia Power, lalu PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) membeli watu bara sendiri, dan kadang-kadang Independent Power Producer (IPP) juga membeli sendiri.
“Pintu masuk watu bara ke PLN, ialah Divisi Batubara 70 sekitar persen, Artha Daya Coalindo untuk Indonesia Power, PT PJB yang beli eksklusif, dan kadang IPP juga cari sendiri. Riil proporsional seperti itu,” beber Sumber tersebut.
Kontrak besar pengadaan batu bara selama ini berada di tangan Divisi Batu Bara. Sementara PLN BB tugasnya menyuplai watu bara ke sejumlah PLTU kecil-kecilan dengan truk.
“Ada margin, namun kecil sekali. Prinsipnya untuk menolong memasok PLTU strategis,” jelasnya.
Sebelumnya, wacana pembubaran PLN BB disampaikan oleh Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Ia menganggap PLN BB selaku kambing hitam atas keadaan krisis pasokan watu bara PLTU nasional.