Jakarta, TAMBANG – PT PLN (Persero) siap memasok listrik hijau bagi produsen kendaraan listrik (electric vehicle /EV) yang membangun pabrik di Indonesia.
Saat ini PLN sudah memiliki pembangkit listrik berbasis energi gres terbarukan (EBT) dengan kapasitas terpasang meraih 9 Giga Watt (GW), yang kapasitasnya bakal meningkat hingga 29 GW pada 2030.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menerangkan dengan daya terpasang tersebut mampu memenuhi kebutuhan listrik industri hijau. Hal ini juga selaras dengan planning pemerintah dalam mengembangkan Kawasan Industri Hijau di sejumlah wilayah di Tanah Air.
“Saat ini semua industri bergerak pada energi berbasis ramah lingkungan. Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau yang dicanangkan pada tahun 2021, PLN siap mendukung industri di Kawasan Industri Hijau lewat pembangkit EBT,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa, (5/4).
Pada tahun ini, PLN bakal menambah kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 228 MW. Pembangkit ramah lingkungan tersebut berisikan PLTP sebesar 45 MW, PLTA dan PLTM 178 MW serta pembangkit listrik tenaga bioenergi 5 MW.
Selain dari sisi pasokan, Darmawan juga menerangkan dalam mendukung pengembangan industri hijau di Indonesia, PLN juga membuka potensi kolaborasi dalam carbon trading lewat Renewable Energy Certificate (REC).
“REC menjadi instrumen terpenting dalam menurunkan emisi. Kerja sama ini merupakan bukti aktual bahwa sektor industri mengambil peran luar biasa dalam transisi energi terbarukan,” ujar Darmawan.
Melalui REC, ialah bukti PLN mewujudkan kolaborasi pemenuhan tenaga listrik dari pembangkit berbasis EBT. Ia menerangkan, kontrak pembelian REC dengan durasi kolaborasi 1-5 tahun ini juga bakal memberi dampak aktual bagi industri.
“Pelanggan memperoleh opsi pengadaan untuk pemenuhan sasaran 100 persen penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional dan tanpa mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur,” katanya.
Tidak hanya itu, industri juga menunjukan eksistensinya dalam berkontribusi meminimalkan emisi karbon dengan menggunakan energi yang berasal dari pembangkit EBT di Indonesia.
Kontrak pembelian REC juga menawarkan dampak bagi pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju karbon netral 2060. Diharapkan, masifnya perjanjian pembelian REC dapat mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan sehingga dapat mempercepat pencapaian target bauran energi.
“Kami sangat terbuka bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin berkontribusi dalam penggunaan energi hijau dengan mempergunakan REC ini,” ungkap beliau.
Bagi konsumen yang ingin melaksanakan pembelian REC PLN, baik untuk individu maupun korporasi, dapat pribadi mendatangi situs web https://layanan.pln.co.id/renewable-energy-certificate .