Jakarta, TAMBANG – Satu lagi pembangkit listrik berbasis kerikil bara mulai beroperasi. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 Unit 1 sudah mulai beroperasi secara komersial pada pekan lalu. PLTU ini diklaim sebagai PLTU paling besar di Indonesia dengan total kapasitas sebesar 2 X 1.000 MW dari dua unit.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, PLTU yang berlokasi di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Serang Banten ini merupakan PLTU Batubara pertama di Indonesia yang memakai teknologi boiler Ultra Super Critical (USC).
“Teknologi USC diproyeksikan mampu meningkatkan efisiensi pembangkit 15 persen lebih tinggi dibandingkan non USC sehingga menurunkan biaya bahan bakar per kWh. Ini sekaligus sebagai mitigasi penurunan emisi Gas Rumah Kaca,” ungkap Agung dalam keterangan resmi, Senin (16/12).
Lebih lanjut Agung mengungkapkan keunggulan lain dari PLTU Jawa 7 ialah pengoperasian memakai SWFGD (Sea Water Fuel Gas Desulfurization). Sistem ini dinilai ramah lingkungan karena penyaluran batu bara dari tongkang menggunakan coal handling plant sepanjang 4 kilo meter sehingga tidak ada batubara yang tercecer hingga coal yard.
Sebagai berita, proyek ini memakai materi bakar kerikil bara Low Rank yang memiliki nilai kalor 4000 hingga 4600 kCal/kg. Nantinya, pengoperasian PLTU Jawa 7 akan membutuhkan pasokan batubara sebanyak 7 ton per tahun dengan beroperasinya dua unit.
Daya pembangkit PLTU Jawa 7 akan disalurkan untuk memperkuat tata cara interkoneksi Jawa-Bali lewat jaringan Suralaya-Balaraja 500 kV menuju interkoneksi Jawa-Bali. “Ini mampu menopang beban puncak tata cara Jawa-Bali yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini sekitar 28.000 Mega Watt, berkembangdari tahun sebelumnya 27.000 MW,” jelas Agung.
Pemerintah sendiri terus mendorong perhiasan pembangkit listrik guna mempercepat program 35.000 MW. “Kami targetkan unit 2 dengan kapasitas sama (PLTU Jawa 7) beroperasi pada tahun 2020 nanti sehingga mampu menumbuhkan acara ekonomi yang lebih produktif,” tutup Agung.