Jakarta, TAMBANG – Vale SA memperkuat posisinya sebagai perusahaan yang mengamati emisi karbon pada kegiatan operasi pertambangan. Lewat verifikasi oleh forum asuransi pihak ketiga, Vale menjamin bahwa nikel yang dibuat dikala ini rendah karbon. Sekitar 83% nikel kelas 1 milik Vale SA diverifikasi secara independen.
Vale menegaskan komitmennya untuk menghasilkan logam rendah karbon, sekaligus menentukan pengelolaan dan transparansi data karbon yang bertanggung jawab.
“Produksi nikel berkualitas tinggi yang berkelanjutan dan andal sangat penting untuk upaya dekarbonisasi global,” kata Executive Vice President of Base Metals Vale, Deshnee Naidoo melalui informasi resminya, dikutip Kamis (19/5).
“Produk rendah karbon kami menawarkan bahwa kami mempunyai aset yang sempurna di geografi yang tepat, dan kemampuan teknis untuk membuka nilai jangka panjang bagi bisnis dan penduduk ,” sambungnya.
Lebih lanjut, nikel besutan Vale dari pabrik Long Harbour di Newfoundland & Labrador sudah termasuk yang paling intensif karbon secara global, dengan capaian angka 4,4 ton setara CO2 per ton nikel.
Berdasarkan garansi dari Intertek Group Plc menegaskan, produk nikel berbentukbutiran dan bubuk dari pabrik Copper Cliff Nickel di Sudbury, Kanada, tercatat memiliki jejak karbon sebesar 7,3 ton setara CO2 per ton. Sedangkan produk yang serupa dari Clydach di Wales memiliki jejak karbon 33,1 ton setara CO2 per ton.
Untuk dikenali, pengukuran jejak karbon tersebut meliputi emisi yang dihasilkan selama penambangan, penggilingan dan pemurnian. Pengukurannya memakai patokan Product Life Cycle Accounting and Reporting untuk protokol Gas Rumah Kaca. Adapun data jejak karbon didapat dari produk nikel dan tembaga pada data tahun 2020.