Jakarta, TAMBANG – Setelah melakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) di bulan Juli 2021, PT Amman Mineral Industri (AMIN) sekarang sudah hingga tahap finalisasi kesepakatan dengan dua kontraktor besar untuk proyek smelter dan Precious Metal Refinery (PMR) AMMAN di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Penandatangan kontrak dikerjakan oleh AMIN dan China Non-ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co., Ltd (NFC) serta PT Pengembangan Industri Logam (PT PIL Indonesia) yang dilakukan secara virtual Jumat, (10/12).
Presiden Direktur AMIN, Rachmat Makkasau menandatangani kedua persetujuan tersebut dari kantor pusat AMMAN di Jakarta. Dalam sambutannya, Rachmat mengungkapkan bahwa penandatanganan kedua persetujuan tersebut memastikan janji AMMAN untuk meneruskan pembangunan proyek Smelter dan PMR, sesuai dengan ketentuan pemerintah.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah sabar dan gigih menjalin komunikasi hingga datang pada akad faktor teknis, komersial, serta finansial dalam perjanjian ini, walaupun dihadapkan pada aneka macam tantangan akhir pandemi COVID-19. Kontrak ini akan secepatnya dilanjutkan dengan mobilisasi kontraktor, perusahaan manajemen proyek, tergolong tenaga kerja, peralatan, hingga pasokan,” katanya.
“Kami telah melaksanakan kenali perihal tantangan proyek yang mungkin akan kami hadapi dan menyiapkan rencana mitigasi. Untuk melaksanakan mega-proyek ini, kami membutuhkan pinjaman dari seluruh pihak, tergolong pemerintah sentra dan tempat, kawan bisnis, serta masyarakat sekitar,” lanjut Rachmat.
Dalam kolaborasi ini, NFC akan bertindak selaku kontraktor utama selaku penyedia aneka macam material serta peralatan untuk akomodasi Smelter dan PMR berkapasitas 0,9 juta ton per tahun (mtpa). Teknologi dan peralatan paten untuk proyek ini berasal dari produsen perlengkapan ternama dari seluruh dunia, mirip NERIN & Yanggu Tiongkok untuk teknologi peleburan serta konversi, MECS dari Amerika Serikat untuk pembersihan gas dan pabrik asam sulfat, Kumera & Metso-Outotec dari Finlandia untuk tungku anoda dan roda casting, dan perlengkapan yang lain.
Rachmat lalu menyampaikan bahwa AMMAN akan terus berkontribusi bagi kemajuan serta kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia. Rachmat berharap pengembangan proyek smelter ini mendapat perlindungan pemerintah, khususnya terkait perizinan yang dapat membuat lebih mudah tidak hanya proyek smelter saja, tetapi juga terkait bisnis operasional AMMAN secara lazim alasannya adalah keduanya saling terkait dan tidak terpisahkan satu sama lain.
“Kami sangat berterima kasih atas perlindungan dari semua pihak, antara lain Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Pemerintah Provinsi NTB, dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, yang terus memperlihatkan derma dan bimbingan selama proses pertumbuhan smelter ini,” pungkasnya.
Presiden Direktur NFC, Qin Junman, mengungkapkan apresiasinya atas doktrin yang diberikan oleh AMMAN. “Sebagai salah satu kontraktor global yang terkemuka, NFC telah berhasil menyelesaikan aneka macam proyek, tergolong smelter tembaga dengan teknologi termutakhir. Kami yakin bahwa kami mampu membangun proyek ini menjadi proyek bertaraf dunia, dengan sumbangan dari pemerintah, AMMAN, dan mitra bisnis kami,” katanya.
Selama kala pandemi COVID-19, kata Qin, proyek ini akan menjadi penuh tantangan. Namun, pihaknya hendak memberikan bahwa NFC memiliki sumber daya yang diharapkan untuk memutuskan implementasi proyek berjalan dengan tanpa gangguan, sukses, dan sempurna waktu.
Sementara itu, PT PIL Indonesia akan menjadi kontraktor yang bertanggung jawab terhadap berbagai jenis pekerjaan seperti rancangan, teknik, fabrikasi struktur dan instalasi, konstruksi sipil, komisioning, start-up, hingga kenaikan kapasitas desain pabrik, sesuai dengan tenggat waktu solusi proyek berdasarkan lump sum turnkey.
Sekedar gosip, selain melibatkan perseroan terkait, program penandatanganan persetujuan juga turut disaksikan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah dan Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, W. Musyafirin.
Zulkieflimansyah mengungkapkan apreasiasinya kepada perkembangan yang dilaksanakan oleh AMMAN dalam menyebarkan proyek smelter. Pemerintah NTB, kata beliau, akan mendukung proyek tersebut melalui akomodasi perizinan sebab akan berefek faktual terhadap ekonomi penduduk lokal.
“Pada bulan September lalu, saya mendatangi site Batu Hijau bersama dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Kami dapat melihat bahwa AMMAN berkomitmen penuh untuk membangun smelter ini. Pemerintah NTB akan menawarkan pinjaman secara penuh, dengan memperlihatkan kemudahan dalam membuka usaha,” katanya.
“Saya juga mendorong seluruh pihak untuk mempunyai semangat yang serupa, utamanya karena kita semua paham bahwa proyek ini akan membawa imbas ekonomi yang signifikan bagi ekonomi dan masyarakat lokal,” lanjutnya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Musyafirin juga menyampaikan apresiasinya terhadap pertumbuhan yang sudah dicapai oleh AMMAN dalam proyek smelter dan PMR.
“AMMAN terus secara konsisten menandakan keseriusannya dalam menuntaskan proyek smelter dan PMR sesuai dengan agenda besar pemerintah untuk membangun industri hilir sektor tembaga. Dalam mendukung tercapainya agenda besar bareng ini,” tuturnya.
Pemkab Sumbawa Barat, kata Musyarifin, akan terus melakukan pekerjaan sama dengan semua pihak terkait, untuk mendukung solusi proyek AMMAN sesuai waktu, melalui pemenuhan kebutuhan dalam faktor perizinan, maupun produk hukum lainnya, beserta koordinasi akrab dengan masyarakat lokal dan pemerintah sentra.
“Penandatanganan kesepakatan ini sudah menunjukkan kepastian terkait dengan berjalannya proyek smelter AMMAN,” jelas Musyafirin.