Jakarta,TAMBANG,- Sektor pertanian masih menjadi salah satu yang penting tetapi diharapkan pengembangan sehingga menjadi lebih produktif. Untuk hingga ke sana diperlukan sumber daya insan berkualitas. Atas usulanitulah, pengelola Tambang Emas Martabe, PT Agincourt Resources (PTAR), meluncurkan Program Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian Terpadu di Kecamatan
Batangtoru dan Kecamatan Muara Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Dana yang digelontorkan PTAR untuk acara tersebut pada tahun pertama meraih Rp 900 juta. PTAR menggandeng Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Pertanian Cianjur untuk melakukan program tersebut selama 3 tahun. Program Pengembangan Sekolah Menengah kejuruan Pertanian Terpadu di Batangtoru dan Muara Batangtoru merupakan program perdana BBPPMPV Pertanian se-Sumatra Utara.
General Manager Operations PTAR, Rahmat Lubis, menekankan pendidikan yakni kunci pembangunan penduduk yang berkelanjutan dan penting bagi aspirasi masyarakat setempat untuk kala depan anak dan cucu mereka. PTAR meyakini ekspansi jalan masuk dan kualitas pendidikan akan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Tapanuli Selatan.
“Oleh sebab itu, kenaikan terusan pendidikan berkualitas merupakan bab penting dari acara pengembangan penduduk PTAR,” katanya. Program Pengembangan Sekolah Menengah kejuruan Pertanian ialah bentuk janji PTAR untuk terus berperan serta memajukan dunia pendidikan yang dapat memberi manfaat ke penduduk sekitar tambang. Pelaksanaan acara diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) antara BBPPMPV Pertanian, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sidimpuan, dan PTAR yang digelar di SMKN 1 Batangtoru, pada Senin, (20/6).
Community Development Manager PTAR, Rohani Simbolon, mengatakan dengan dukungan PTAR, pemerintah, dan keseriusan sekolah, Program Pengembangan Sekolah Menengah kejuruan Pertanian mampu mencetak lulusan berkualitas tinggi di sektor pertanian yang mampu menjadi aset tempat. “Kami yakin acara ini akan menolong mempersiapkan Sekolah Menengah kejuruan Pertanian Terpadu untuk menjadi sentra pendidikan dan pembinaan vokasi bidang pertanian, khususnya di Tapanuli Selatan,” ungkap Rohani.
Program Pengembangan Sekolah Menengah kejuruan Pertanian ialah wujud pertolongan PTAR menyokong acara pemerintah dalam membuatkan pendidikan kejuruan yang selaras dengan kompetensi kebutuhan pengguna lulusan, yaitu Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja (Dudika). Pengembangan pendidikan kejuruan termuat dalam Inpres No. 9 Tahun 2016 ihwal Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Selain itu, upaya untuk mendorong kenaikan perekonomian dan pendidikan penduduk sekitar tambang, salah satunya Program Pengembangan SMK Pertanian ini, selaras dengan mandat dari Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
(RIPPM). Program ini menyasar tiga kemampuan di SMKN 1 Batangtoru dan SMKN 1 Muara Batangtoru, ialah Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Agribisnis Tanaman Perkebunan, dan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Koordinator Bidang Program, Data, dan Kemitraan BBPPMPV Pertanian, Iip Ichsanudin, menyampaikan acara ini berfaedah dalam mengembangkan SDM yang unggul dan bermutu di bidang pertanian. Kecukupan SDM ialah investasi kawasan dan negara, sekaligus
fondasi mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Kita dilarang berhenti pada seremoni saja, tetapi mesti melesat agar SMKN 1 Batangtoru dan SMKN 1 Muara Batangtoru mampu menjadi episentrum pengembangan pertanian di Tapanuli Selatan,” ungkap Iip.
Sementara itu, Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Padangsidimpuan, Benny Damanik, mengatakan Program Pengembangan SMK Pertanian Terpadu mampu menjadi penyelesaian atas duduk perkara yang dihadapi di Tapanuli Selatan, adalah terbatasnya kesanggupan bertani utamanya di kalangan anak muda. Padahal, menurutnya, sekitar 80% mata pencaharian warga Tapanuli Selatan bergantung pada sektor pertanian yang dominan menciptakan karet.
Adapun, jumlah petani di Kecamatan Batangtoru meraih 70% dari populasi jumlah masyarakatBatangtoru, atau sekitar 23.000 petani. Karet memegang peran penting di Batangtoru. Luas panen karet pada 2018 meraih 5.449 hektar, disusul kelapa sawit 2.118 hektar dan padi sawah 1.948 hektar. “Maka itu saya berharap kedatangan acara ini mampu membaca kearifan lokal dan memacu banyak siswa memiliki kemampuan manis untuk mengembangkan komoditi pertanian di Tapanuli Selatan,” tutur Benny.
Setelah MoU, di hari yang sama digelar workshop bernuansa “Penguatan Pemahaman Kebijakan Pendidikan Vokasi dan Desain Program Pengembangan SMKN Pertanian Terpadu.” Workshop selama 5 hari itu diikuti pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru-guru, serta kawan Dudika.
Komitmen PT Agincourt Resources kepada ekspansi saluran dan mutu pendidikan di Tapanuli Selatan sungguh tinggi. Hal ini mampu dilihat dari banyaknya program pendidikan, mirip Beasiswa Martabe Prestasi, pengembangan sekolah kejuruan, kenaikan kapasitas dan pemberdayaan guru, dukungan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu dan pengelolaan Taman Baca Anak dan Sopo Daganak.