Jakarta,TAMBANG- Dua BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Industri Kereta Api (Persero)/INKA menandatangani nota kesepahaman (MoU). Keduanya sepakat untuk membuatkan kendaraan tambang berbasis listrik. Kerjasama ini juga merupakan bentuk sinergi BUMN dalam rangka mendukung Pemerintah dalam mendorong sasaran Net Zero Emission pada 2060.

“Pencapaian target Net Zero Emission tersebut pasti membutuhkan peran aktif berbagai pihak dan disokong oleh teknologi yang mumpuni. Pemerintah dikala ini tengah menyusun peta jalan demi menghadapi aneka macam tantangan serta risiko pergantian iklim di masa mendatang,” ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi.

Agung menerangkan planning ini sejalan dengan janji Pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission sesuai target yang telah ditetapkan. Untuk meraih sasaran nol emisi tersebut Pemerintah juga tengah menerapkan lima prinsip utama, adalah kenaikan pemanfaatan energi baru terbarukan, penghematan energi fosil, kendaraan listrik di sektor transportasi, kenaikan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, serta pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

Direktur Utama PT Bukit Asam,Tbk Suryo Eko Hadianto menjelaskan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang menegaskan janji Pemerintah Indonesia menuju net zero emission pada 2060. “Perusahaan BUMN memiliki kesempatan berkontribusi maksimal mewujudkan janji tersebut salah satunya dengan mengarahkan kendaraan operasional pertambangan untuk beralih ke listrik. Ini kesempatan bagi kita untuk berbagi, daripada harus beli atau impor. Makara semaksimal mungkin mampu minimalisir impor,” terang Suryo sesaat sebelum penandatangan MoU, Selasa (7/12).

Penandatanganan nota kesepahaman ini selanjutnya akan dilanjutkan dengan pembentukan tim dan penyusunan kajian bareng yang komprehensif sehubungan dengan pengembangan kendaraan tambang berbasis listrik ramah lingkungan.

“Saya berharap penandatanganan ini mampu segera ditindaklanjut ke tahap selanjutnya, sehingga pada tamat tahun 2022 sudah ada prototype kendaraan yang mampu dikembangkan,”lanjut Suryo.

Sementara itu, Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menjelaskan bahwa kerjasama ini didasari oleh keterampilan masing-masing perusahaan.

“Kami berkolaborasi, yang dimiliki oleh INKA yakni membuat kendaraan berbasis listrik. PTBA memiliki keahlian selaku operator tambang, ini bagaimana supaya mampu berhasil sehingga mampu kembangkan kendaraan tambang berbasis listrik.”

Sebelum janji acara penghematan emisi karbon lewat kendaraan dilaksanakan, PTBA sudah memiliki serangkaian program untuk tujuan yang sama, antara lain mulai dari mengubah alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar listrik melalui program Eco-Mechanized Mining (e-MM). Ini dilakukan dengan mengganti kendaraan operasional menjadi kendaraan listrik.

Langkah lain melaksanakan reforestasi pada lahan bekas tambang dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melaksanakan studi terkait tumbuhan yang bisa mereduksi emisi karbon di udara. Selanjutnya mengganti materi perusak ozon (BPO) seperti penggunaan refrigerant AC yang ramah lingkungan dan penggantian BPO-Halon 1211 pada Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Wujud komitmen terhadap gosip Perubahan Iklim juga telah ditunjukkan dengan koordinasi strategis antara PTBA dengan lembaga international CDP (Carbon Disclosure Project) dalam bentuk pendampingan penyusunan Laporan CDP-Climate Change PTBA.

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?