Jakarta, TAMBANG – PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid dengan kapasitas 1,3 mega wattpeak (MWp). Pembangkit listrik ramah lingkungan yang terletak di Desa Parak Kecamatan Bontomanai Kabupaten Selayar ini ialah PLTS paling besar di Sulawesi Selatan.
PLTS Hybrid milik PLN tersebut dibangun di atas lahan seluas 1,46 hektare (Ha) dengan total investasi Rp 39,5 miliar. Hal ini merupakan bentuk bantuan PLN dalam peningkatan pemanfaatan energi hijau untuk meraih sasaran neutral carbon pada 2060, sekaligus mendukung perhelatan G20 di Indonesia.
Direktur PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, Adi Priyanto menjelaskan dengan beroperasinya PLTS ini, pemerintah mampu menurunkan emisi karbon sebesar 1.400 ton CO2 per tahun.
“Hadirnya PLTS Hybrid Selayar ini dibutuhkan menjadi trigger bagi kita untuk berinovasi dalam membuatkan kesempatansumber energi terbarukan seperti energi matahari, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), panas bumi, dan bentuk energi terbarukan lainnya,” terperinci Adi dalam informasi resmi, dikutip Senin (18/4).
Adi menjelaskan dengan beroperasinya PLTS Hybrid Selayar, maka total daya mampu tata cara kelistrikan Selayar yaitu 11,65 Mega Watt (MW), beban puncak yaitu 6,4 MW, sehingga masih terdapat cadangan daya sebesar 5,25 MW. Selain itu bauran EBT di tata cara kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan yaitu 38,8 persen. Angka tersebut di atas sasaran nasional yakni 23 persen di tahun 2025.
General Manager (GM) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Awaluddin Hafid menyertakan, selain mendongkrak bauran energi, beroperasinya PLTS ini mampu meminimalisir ongkos operasional hingga dengan Rp 16,5 miliar per tahun.
Awaluddin menerangkan bahwa PLN membangun PLTS paling besar di Sulsel dalam waktu yang sungguh singkat yakni kurang dari 6 bulan. Proses pembangunan PLTS Hybrid Selayar ditandai dengan penandatangan persetujuan yang dijalankan pada 4 Mei 2021.
Lalu, pekerjaan proyek ini dimulai dari antisipasi dan pembersihan lahan pada Mei – Juni 2021. Kemudian dilanjutkan dengan Pekerjaan Konstruksi pada Juli – November 2021. Lalu pada November – Desember 2021 dijalankan pekerjaan perorangan test dan commissioning test.
“Selanjutnya PLN melaksanakan tahap operasi komersial pada 23 Desember 2021 sehabis menuntaskan reliability run, performance test dan uji laik operasi,” papar Awaluddin.
Sampai dengan April 2022, kata Awaluddin PLN UIW Sulselrabar memiliki 11 PLTS dengan total kapasitas 2,5 MWp yang tersebar di beberapa pulau, mirip Pulau Sabutung di Kabupaten Pangkep dan Pulau Tomia di Kabupaten Wakatobi. Ke depannya, berdasarkan RUPTL tahun 2021-2030, PLN akan membangun 12 PLTS di beberapa pulau yaitu di Sulsel, Sultra & Sulbar dengan kapasitas 17,61 MWp.
Sementara itu, Bupati Kepulauan Selayar, Muh. Basli Ali mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas datangnya PLTS Selayar. Dengan beroperasinya PLTS ini mampu meminimalkan ketergantungan atas BBM untuk genset. Di satu segi, kata ia penduduk semakin efisien dalam kegiatan ekonominya.
“Saya mewakili penduduk Selayar mengucapkan terima kasih kepada PLN. Ini adalah Berkah Ramadhan, di mana Selayar mempunyai kepulauan yang terpisah dengan daratan lain. Oleh sebab itu dengan hadirnya PLTS ini kami berharap mampu menunjang aktivitas ekonomi masyarakat,” ungkap Ali.