Responsible Mining Index 2022; Ada Kenaikan Transparansi Bidang Lst

Jakarta,TAMBANG,- Responsible Mining Foundation, sebuah forum riset independen yang secara khusus melaksanakan kajian terkait kebijakan dan praktek ekonomi, sosial dan tata kelola pertambangan di level global. Lembaga yang bermarkas di Swiss ini baru saja merilis hasil risetnya terkait Responsible Mining Index (RMI) tahun 2022. RMI dirilis setiap dua tahun dimana sebelumnya dirilis di tahun 2020.

Dalam laporan yang diterima www.tambang.co.id tersebut ada beberapa aspek penting yang diberi perhatian khusus. Dimulai dari keterbukaan perusahaan terhadap banyak sekali risiko. Dijelaskan bahwa sebagian besar dari 250 lokasi tambang yang dinilai di 53 negara belum memperlihatkan bahwa mereka mengumumkan perihal risiko dasar mirip pengaruh lingkungan, persoalan keselamatan dan yang lain kepada penduduk di lingkar tambang. Ini menciptakan indeksnya sekitar 94% dari lokasi tambang mendapat skor rata-rata kurang dari 20% pada lima belas dilema dasar terkait lingkungan, sosial dan manajemen.

Di tempat lain, beberapa lokasi tambang menawarkan praktik yang lebih baik pada beberapa masalah tersebut. Hal ini menandakan bahwa bahu-membahu hal-hal tersebut diatas bisa dilakukan.

Laporan ini juga menyebutkan bahwa keterbukaan isu penting bagi semua pemangku kepentingan sesuai dengan kebutuhan. Bagi pemangku kepentingan setempat yang diperlukan yaitu isu terkait risiko-risiko dari acara pertambangan dari faktor lingkungan dan bahaya yang lain. Bagi investor yang perlu dimengerti pastinya apa saja risiko dari asetnya. Lalu bagi anggota administrasi dan eksekutif senior perusahaan yang perlu dimengerti apakah risiko sudah dikelola dengan baik. Bagi perusahaan yang perlu dilaksanakan yakni menawarkan rasa hormat terhadap masyarakat lokal.

“Semua perusahaan didorong untuk bergerak melebihi pelaporan konsolidasi dan angka agregat untuk menyanggupi keperluan pemangku kepentingan akan informasi yang berhubungan dan keterlibatan yang berarti,”jelas laporan tersebut.

Meski demikian laporan ini menyebutkan sudah ada beberapa peningkatan di tingkat perusahaan dibanding laporan tahun 2022.  Perusahaan menawarkan peningkatan rata-rata keseluruhan sebesar 11% dibandingkan hasil RMI 2020. Peningkatan yang aktual diraih oleh beberapa perusahaan atas upaya mereka untuk memperkuat praktik dan transparansi di bidang lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan.

Selain itu, 37 dari 40 perusahaan yang dinilai muncul di antara yang berkinerja terbaik pada setidaknya satu indikator, menunjukkan model praktik yang lebih baik untuk perusahaan lain. Ini ialah tanda-tanda yang menyenangkan dari gerakan lanjutan pada berita-info lingkungan, sosial dan manajemen, kemajuan penting dalam memutuskan langkah-langkah dasar dan model praktik baik yang tersebar luas di berbagai masalah.

Laporan ini juga memastikan sebagian besar perusahaan berkinerja lebih besar lengan berkuasa menunjukkan bukti perbaikan yang terbatas dalam tanggung jawab mereka terkait kebijakan dan praktik di tingkat perusahaan semenjak 2020. Peningkatan rata-rata 8% di antara kinerja tingkat pertama kontras dengan peningkatan rata-rata 22% dan 41% yang terlihat di antara perusahaan di tingkat kedua dan ketiga. Kesenjangan yang tersisa terlihat di antara perusahaan lapis pertama termasuk kurangnya tindakan perusahaan pada aneka macam info-gosip kunci.

Ada risiko terhentinya momentum di antara para pemimpin dalam info-informasi LST, bahkan ketika industri memberitahukan ambisius planning tentang problem teknis, seperti penghematan emisi atau peningkatan efisiensi. Menerapkan level yang serupa upaya dan kepemimpinan untuk, misalnya, persoalan kinerja sosial atau administrasi dan pengungkapan imbas lingkungan setempat, akan banyak menolong industri memenuhi harapan penduduk pada informasi-info kritis ini. Perusahaan didorong untuk memakai kerangka kerja dan hasil RMI selaku panduan untuk memprioritaskan area untuk perbaikan.

Untuk diketahui,laporan RMI 2022 ialah hasil riset pada 40 pertambangan besar terkait kebijakan dan praktik perusahaan di bidang ekonomi, lingkungan, sosial dan masalah tata kelola, dengan penilaian terpisah di 250 lokasi tambang.