Jakarta,TAMBANG, Setelah beberapa hari dipekan lalu menguat, membuka pekan ini Rupiah kembali melemah. Dalam penutupan pasar sore ini Rupiah ditutup melemah di level 16.337 (15.50 wib) dari penutupan sebelumnya di level 16.170. Menurut Ibrahim, Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka pelemahan ini merupakan tanggapannegatif pasar kepada wabah virus Covid-19 yang kian meluas.

 

Dalam catatannya, Ibrahim menerangkan dengan jumlah masalah positif Covid-19 yang terus meningkat dimana pekan lalu telah meraih 1.285 orang. Kemudian dari jumlah tersebut ada 114 orang yang meninggal memberi sentimen negatif bagi Rupiah. Apalagi jumlah yang meninggal di Indonesia lebih banyak dibanding Australia. Sementara jumlah korban yang sembuh sebanyak 64 orang.

 

Pasar juga mulai cemas dengan prediksi beberapa pengamat yang menyebutkan puncak pendemi ini akan terjadi di April 2020. Di segi lain belum tampaklangkah strategis Pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Oleh akhirnya pasar akan menyaksikan langkah apa yang akan dilakukan Pemerintah sehingga prediksi bahwa bulan april akan terjadi puncak pandemi  tidak terjadi.

Di daerah lain Pemerintah bermaksud menghalangi susukan ke Jabodetabek alias lockdown. Kendaraan langsung dan transportasi orang dilarang masuk, sementara angkutan logistik masih diperbolehkan. Hal ini juga berlaku untuk kereta api yang memiliki rute perjalan dari dan menuju Jabodetabek. Untuk penutupan ruas jalan, secara teknis, besar kemungkinan akan dikerjakan blokade di sejumlah titik. Namun langkah ini masih menanti hasil rapat terbatas (Ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Rapat terbatas itu dijadwalkan berlangsung hari ini.

 

Selain dari dalam negeri, aspek eksternal juga turut mensugesti pergerakan Rupiah. Dalam catatannya, Ibrahim menyebut pasar kembali memasuki abad ketidakpastian setelah pada hari Minggu, Presiden Donald Trump memperpanjang pedoman jarak sosial hingga final April. Langkah ini sesuai dengan masukan para mahir kesehatan penduduk yang menunjukkan proyeksi yang lebih menakutkan bahwa pandemi coronavirus akan kian meluas.

 

Para mahir menyebutkan bahwa puncak tingkat kematian diperkirakan di dua minggu ke depan. Pekan lalu Amerika Serikat sudah muncul sebagai pusat penyebaran modern, dengan lebih dari 137.000 masalah dan 2.400 maut.

 

Selain itu pandemi COVID-19 terus menawarkan tidak ada gejala mereda alasannya Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa pada 29 Maret ada 723.732 orang yang kasatmata dan yang meninggal 34.000 masalah COVID-19 global pada 29 Maret.

 

Ditambah lagi dengan Fitch Rating yang menurunkan peringkat kreditnya di Inggris dengan satu notch ke AA- dari AA pada hari Jumat. Badan kredit mengutip kenaikan signifikan dalam pengeluaran fiskal selaku akibat dari coronavirus, serta ketidakpastian mengenai korelasi perdagangan pasca-Brexit dengan UE. Ini adalah penurunan peringkat pertama dari kedaulatan di belakang coronavirus dan kenaikan pengeluaran fiskal.

 

Sementara IMF pekan kemudian menyatakan pandemi Virus Corona bermetamorfosis krisis ekonomi global yang telah menimbulkan kepanikan bagi pasar keuangan. Terlebih lagi pasar memperhatikan bahwa imbas penyebaran pandemi dikala ini masih akan berjalan untuk jangka yang cukup usang.

 

“Kita berada dalam suasana yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana pandemi kesehatan global telah menjelma krisis ekonomi dan keuangan,” demikian dikutip dari siaran pers IMF, Jakarta, ditulis Sabtu (28/3).

 

Situasi ini direspon secara negatif oleh pasar. Dalam perdagangan besok, Rupiah kemungkinan akan kembali melemah dilevel 16.290-16.500.

 

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?